Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro menekankan bahwa imunisasi dapat mencegah terjadinya penyakit berulang yang menjadi salah satu faktor penyebab kekerdilan pada anak (stunting).
“Imunisasi ini bisa mencegah risiko-risiko tertular sampai munculnya gejala berat, pada penyakit- penyakit yang bisa dicegah,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Reisa menuturkan terjadinya penyakit berulang memberikan dampak terhadap menurunnya nafsu makan anak, sehingga asupan gizi terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) tidak dapat diterima tubuh secara maksimal.
Siklus tersebut kemudian membuat anak mengalami gangguan tumbuh kembang seperti tubuh sulit untuk tumbuh tinggi, berkurangnya kemampuan kognitif hingga menderita penyakit metabolik lainnya sampai usia dewasanya.
Menurut Reisa, stunting dapat dicegah apabila semua orang tua mau membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin yang disediakan selama Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, sebagai salah satu upaya melindungi anak dari penyakit berbahaya yang dapat berulang.
Orang tua tidak perlu takut atau panik terhadap dampak imunisasi, karena dampak setelahnya kebanyakan hanya berupa demam ringan, munculnya ruam di beberapa titik tubuh anak hingga nyeri di mana suntikan diberikan.
Baca juga: Menko Perekonomian sebut Indonesia salah satu negara terbaik tangani pandemi
Baca juga: Pemkot Mataram siap membuka layanan vaksin booster di tempat publik
Namun meski telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, Reisa menyarankan agar 1.000 HPK juga sebagai masa emas seorang anak turut dimaksimalkan dengan mengoptimalkan pemberian gizi seimbang.
“Misal ada keluhan pun bisa melaporkan ke petugas kesehatan yang melakukan penyuntikan ataupun yang berada di kartu imunisasi anak tersebut. Itu bisa kita pantau terus bisa di konsultasikan. Jangan khawatir, manfaatnya lebih jauh lebih besar daripada khawatirnya karena lebih baik kita bukan takut vaksinnya tapi ke penyakitnya,” kata Reisa.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, penyediaan vaksin saat ini, baru ditujukan untuk pencegahan kanker serviks, diare, polio, campak, rubella.
Menurut dia, vaksin-vaksin tersebut dapat mengurangi terjadinya stunting karena stunting sendiri merupakan dampak karambol yang bisa terjadi karena anak kurang mendapatkan proteksi bagi tubuhnya.
“Harapannya dengan imunisasi, kita dapat menghindari penyakit. Anak itu sehat kemudian giginya bagus dan seterusnya. Insyaallah stunting akan bisa kita cegah dengan cara itu, tapi sekali lagi itu bukan vaksin khusus stunting ya,” kata Syahril.