Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pengembangan dan pemanfaatan sorgum sebagai alternatif pengganti gandum untuk mengurangi impor gandum.
"Sebenarnya kita bisa mengganti sebagian dengan sorgum," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peringatan Hakteknas ke-27 dengan tema Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Jawa Barat, Rabu.
Ia menuturkan sorgum dapat menjadi alternatif pengganti gandum sehingga tepung sorgum dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pangan olahan seperti roti. "Jadi kalau dicampur (tepung sorgum) misalnya sampai 15 persen, tidak terasa sih, rotinya tetap enak," ujarnya.
Di bidang pertanian, BRIN telah melakukan berbagai penelitian untuk menghasilkan varietas gandum yang unggul, namun hingga saat ini masih perlu dioptimalkan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. "Gandum tropis ada sebenarnya secara varietas tapi belum begitu optimal," tuturnya.
Terkait pasokan pangan, Ukraina menjadi salah satu pemasok gandum di Indonesia, dan saat ini sedang menurunkan pasokannya kepada negara lain. Itu menyebabkan dampak yang kurang baik dalam kondisi pangan di Indonesia.
Konflik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan terganggunya pasokan gandum di dunia. Sebagaimana diketahui, Ukraina sebagai eksportir terbesar kelima dunia untuk gandum, dan Rusia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk gandum.
Baca juga: BRIN ciptakan biskuit bergizi ibu hamil cegah anemia
Baca juga: BRIN harmonisasikan pengganti Perpres 93/2011 tentang kebun raya
BRIN berkomitmen untuk mendukung kedaulatan pangan dan energi melalui kegiatan riset dan inovasi seperti optimalisasi produktivitas pangan, menghasilkan varietas unggul dan mendorong transisi energi berkelanjutan.
"Jadi pangan dan energi itu menjadi kebutuhan yang mendesak bagi kita untuk saat ini. Apalagi kondisi pandemi dan konflik antara Rusia dan Ukraina yang berdampak besar pada kondisi pangan dan energi tidak hanya bagi Indonesia, namun pada banyak negara di dunia," ujarnya.
Salah satu lokasi yang cocok untuk pertanian sorgum adalah Kabupaten Sumba Timur dengan total luas 60 hektare. Hasil panen sorgum di Sumba Timur mencapai lima ton per hektare. Petani sendiri dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp50 juta per hektare dalam satu tahun atau Rp4 juta lebih per bulan.*
Berita Terkait
BRIN menjelaskan kebijakan perlindungan dan valuasi KI hasil riset
Selasa, 26 November 2024 19:56
BRIN fasilitasi lokakarya internasional terkait urgensi sedimen fluvial
Selasa, 26 November 2024 6:50
Anggaran riset BRIN terbuka semua pihak
Rabu, 20 November 2024 18:44
BRIN kemukakan strategi penguatan kelembagaan pertanian
Selasa, 19 November 2024 16:03
BRIN menargetkan Indonesia masuk ke peringkat 49 GII
Selasa, 12 November 2024 18:37
BRIN dan Unsoed berkolaborasi bidang riset warisan budaya
Kamis, 7 November 2024 20:45
Sekolah filologika Museum NTB jadi harapan baru pelestarian naskah kuno
Senin, 4 November 2024 16:48
Program Makan Bergizi Gratis miliki muatan edukasi pola hidup
Sabtu, 2 November 2024 9:04