NTB ADOPSI POLA PENGELOLAAN LINGKUNGAN KITAKYUSHU-JEPANG

id

     Mataram, 20/3 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya mengadopsi pola pengelolaan lingkungan yang diterapkan pemerintah kota industri berwawasan lingkungan seperti Kota Kitakyushu, Provinsi Akita, Jepang.

     "Keinginan mengadopsi pola pengelolaan lingkungan di Kota Kitakyushu itu muncul dalam pertemuan koordinasi dengan investor Kitakyushu, di ruang kerja Wakil Gubernur NTB," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Eko Bambang Sutedjo, di Mataram, Selasa.

     Eko ikut mendampingi Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, menerima kunjungan investor Kitakyushu, Jepang, yakni Noriaki Shigeoka selaku pimpinan perusahaan Suido Kiko Kaisha LTD, perusahaan yang bergerak di bidang penataan lingkungan.

     Noriaki menemui pejabat Pemerintah Provinsi NTB guna menyampaikan rencana pengembangan penyulingan air bersih dengan teknologi canggih yakni metoda Photo voltaic Reverse Osmosis (Pv-RO) di Pulau Sumbawa dan Lombok, NTB.

     Proyek uji coba penyulingan air payau dan air laut menjadi air bersih dengan metoda Pv-RO itu akan diawali di Desa Labuan Sangoro, Kecamatan Maronge, Kabupaten Sumbawa. Saat ini, tahapan persiapan pemasangan alat, yang direncanakan Juni 2012 mulai beroperasi.

     Peralatan itu senilai satu juta yen atau setara dengan sekitar Rp110 juta, yang mampu menyuling 500 liter air/hari. Air yang disuling bersumber dari sumur rakyat atau air sungai dan atau air laut. Peralatan itu digerakan dengan energi listrik tenaga surya.

     Setelah itu dilaksanakan di Pulau Lombok yang djadwalkan September 2012. Lokasinya di daerah yang selama ini kesulitan air bersih dan pelayanan listrik.

     Anggaran proyek penyulingan air bersih itu bersumber dari program dana hibah Badan Kerja Sama Jepang (JICA), yang dilaksanakan oleh Suido Kiko Kaisha LTD.

     Setelah proyek uji coba itu rampung, peralatan itu akan disumbangkan karena merupakan program dana hibah. Selanjutnya, Suido Kiko Kaisha LTD bertindak sebagai produsen untuk membantu penyediaan air bersih masyarakat NTB, terutama di daerah yang kesulitan air dan jaringan listrik.

     Eko mengatakan, Suido Kiko Kaisha LTD yang dikelol Noriaki Shigeoka itu, merupakan salah satu perusahaan yang sukses menata lingkungan dari aspek air bersih dan persampahan, di Kota Kitakyushu, Jepang.

     Kota Kitakyushu, merupakan kota di Jepang yang berbasis industri, namun pengelolaannya air bersih dan sampahnya, tergolong terbaik di dunia.

     "Makanya, kerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya di bidang persampahan, dan dengan Provinsi NTB di bidang air bersih," ujarnya.

     Kedepan, kata Eko, diharapkan terjalin kerja sama yang lebih luas soal penataan lingkungan, antara Pemerintah Kota Kitakyushu dengan NTB, karena ada kesamaan visi pengelolaan lingkungan.

     Pemerintah Kota Kitakyushu, tergolong sukses dalam menerapkan pola Eco City, sementara Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan WWF Indonesia Program Nusa Tenggara hendak menerapkan konsep pembangunan daerah secara berkelanjutan dengan pola LECI (Lombok as Eco City Island) dan SuEZ (Sumbawa Eco Zone).

     Pendekatan LECI-SuEZ itu dilatari oleh kondisi pengelolaan sumber daya alam (hutan, lahan, air, tambang/mineral dan pesisir/laut) yang belum baik sehingga mencuat lahan kritis, "illegal logging", tinggi alih fungsi lahan, kerusakan ekosistem hutan lahan dan pesisir.

     Adanya pemanasan global, penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya air, bencana banjir dan kekeringan yang secara keseluruhan akan berakibat peningkatan angka kemiskinan, terutama di daerah pertanian lahan kering dan kawasan sekitar hutan dan pesisir.     

     Pola pendekatan LECI-SuEZ itu sudah dimasukkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) NTB, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2009-2013.

     Bahkan, dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) LECI-SUEZ sebagai tindak lanjut penyempurnaan prinsip, kriteria dan indikator konsep LECI dan SUEZ.

     Pola LECI-SuEZ itu merupakan pendekatan pengelolaan yang mengarah kepada pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) pulau secara berkelanjutan (green spatial planning). Namun, pemanfaatan SDA pulau secara berkelanjutan itu diintegrasikan dengan berbagai perencanaan sektoral, berbagai tingkat pemerintahan, sekaligus mengintegrasikan komponen ekosistem darat dan komponen ekosistem laut, serta sains dan manajemen.

     Landasan pendekatannya adalah keterpaduan perencanaan, yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial budaya, politik dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

     "Karena itu, Pemprov NTB berupaya mengadopsi pengelolaan Eco City di Kota Kitakyushu, Jepang, untuk diterapkan pada Eco City Island di Lombok, dan Sumbawa, karena program jangka panjangnya NTB akan dikelola berwawasan lingkungan," ujar Eko.

     Untuk program jangka pendek, tambah Eko, akan ada transfer pengetahuan dan teknologi dari investor Kitakyushu, Jepang, kepada pemerintah dan masyarakat NTB, yang diawali di bidang pengelolaan air bersih, menggunakan metoda Pv-RO yang akan segera dikembangkan di Pulau Lombok dan Sumbawa. (*)