GUGURAN MATERIAL VULKANIK TERJADI DI MERAPI

id

     Magelang (ANTARA) - Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yulianto, mengatakan bahwa guguran material vulkanik terjadi dari satu kubah lava gunung berapi di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Yogyakarta karena pelapukan.

    

     "Terjadi guguran di kubah lava karena pelapukan, tetapi tidak ada aktivitas dari dalam. Aktivitas vulkanik Merapi hingga saat ini berstatus normal," katanya di Magelang, Minggu.

     Ia mengemukakan, guguran material dari satu kubah lava itu terjadi pada pukul 18.02 hingga 18.06 WIB.

     Akan tetapi, katanya, puncak Gunung Merapi yang pada akhir 2010 memasuki fase letusan disusul dengan banjir lahar melalui berbagai alur sungai hingga 2011 itu tertutup kabut.

     "Secara visual dari Pos Babadan di bagian barat daya puncak Merapi, tidak terlihat guguran itu secara langsung. Kami hanya mendengar terdengar suara guguran," katanya.

     Hingga saat ini, pihaknya juga belum bisa memberikan informasi tentang guguran itu berasal dari kubah lava tahun berapa.

     Ia membenarkan jika guguran itu mengakibatkan hujan api akan tetapi relatif tipis di sejumlah desa setempat terutama di Kecamatan Dukun dan Sawangan.

     "Karena memang ada batuan yang jatuh lalu di puncak itu masih banyak endapan sisa letusan 2010 dalam kondisi kering. Kalau ada batu yang turun menimbulkan debu dan terbawa angin," katanya.

     Seorang warga Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Susanto, mengatakan warga kampungnya menyaksikan hujan abu tipis menerpa dusun di kawasan tepi Sungai Senowo itu sekitar pukul 18.55 hingga 19.10 WIB.

     "Saya baru berjalan di luar rumah melihat hujan abu tipis, orang-orang juga melihat. Jelas kalau itu hujan abu dari Merapi," katanya.

     Abu tipis dari puncak Merapi itu menempel di genting rumah warga setempat dan dauh pepohonan di sekitarnya. (*)