PENELITI IPB TEMUKAN PENYARING JUS DARI KELAPA

id

     Bogor (ANTARA) - Peneliti Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB Prof Ani Suryani menemukan fungsi air kelapa sebagai penyaring jus.

    

     "Air kelapa yang diberi perlakuan khusus dan inokulasi bakteri `Acetobacter xylinum` atau isolat campuran, secara alami akan terbentuk jaringan serat-serat selulosa yang berfungsi sebagai filter mikro," katanya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

     Ia menjelaskan, membuat jus buah tanpa serat (pulp) dengan cara alami sering menjadi dambaan banyak orang yang menginginkan hidup sehat.

     "Dan saringan yang berfungsi memisahkan air dengan serat (pulp), menjadi alat bantu utama dalam pembuatan jus ini," katanya.

     Secara umum, lanjut Ani, filter mikro ini dapat digunakan untuk menyaring partikel-partikel yang sangat halus pada cairan.

     "Filter mikro dengan bahan yang mudah didapat dan ekonomis ini dapat digunakan oleh industri olahan sari buah atau sejenisnya, sehingga bisa diperoleh produk minuman buah olahan yang berkualitas tinggi," katanya.

     Menurut dia, filter mikro ini dapat juga digunakan untuk menyaring air kotor menjadi air bersih, dan menyaring air susu untuk proses pemekatannya.

     Dikemukakannya bahwa meski murah dan mudah memperoleh air kelapa ini, namun akhir-akhir ini pihaknya kesulitan mendapatkan bahan baku tersebut dalam jumlah banyak.

     Penyebabnya, kata dia, karena kini banyak produsen "nata de coco" dan minuman isotonik yang juga memanfaatkan air kelapa sebagai bahan baku utama untuk pembuatannya.

     Tantangan lainnya, kata dia, di pasaran kini banyak dijual membran sintetik yang lebih mudah didapat.

     Saringan dari membran sintetik ini, kata dia, memiliki keunggulan dapat digunakan berulang kali dan ukuran porinya mudah dikontrol, hanya saja sulit terurai di alam.

     "Ini berbeda dengan saringan yang dibuat dari air kelapa yang mudah terurai di alam," katanya.

     Secara makro, kata dia, saat ini banyak usaha perkebunan kelapa yang tidak lagi kompetitif dalam menghasilkan minyak goreng kelapa karena kebutuhan minyak goreng sudah beralih atau dipenuhi oleh minyak sawit. Hal ini dikarenakan sawit dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha kelapa.

     Padahal sebetulnya di sisi lain, kata dia, pengolahan kelapa juga punya diversifikasi produk turunannya yang tidak berkompetisi dengan produk turunan dari kelapa sawit karena fungsinya yang berbeda seperti santan, "dessicated coconut", "coconut powder", dan lainnya.

     Penelitian Ani Suryani yang masih skala laboratorium itu belum dapat ditemukan di pasar bebas, karena belum adanya investor yang melirik potensi saringan dari air kelapa ini.

     "Selama para investor belum yakin adanya keuntungan yang nyata, maka saringan dari air kelapa ini akan tetap menjadi skala lab," katanya.

(*)