Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, meminta fasilitas pelayanan kesehatan yaitu pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan 22 rumah sakit di daerah itu mewaspadai penularan penyakit campak.
Hal ini sehubungan dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak di Kabupaten Bogor dan Bandung Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan kewaspadaan dilakukan dengan cara memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang
PD3I pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.
"Langkah tersebut sebagai langkah antisipasi. Di Kota Bogor kasus tidak berturut-turut sehingga tidak dinyatakan KLB. Namun kewaspadaan harus dilakukan mengingat campak adalah penyakit menular," kata Retno.
Dinas Kesehatan Kota Bogor, kata Retno, juga mengimbau masyarakat segera melengkapi status imunisasi dasar lengkap sebagai bentuk proteksi terhadap berbagai jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Selanjutnya masyarakat perlu mengenali gejala khas dari penyakit campak, mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk melakukan pengobatan dan melakukan isolasi agar mata rantai penularan bisa segera dihentikan.
Retno menjelaskan penyakit campak yang dikenal juga sebagai morbili atau measles merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh morbilivirus. Tanda khas yang dapat dikenali sebagai campak adalah panas badan biasanya >38°C dan bercak merah (ruam) yang dimulai dari belakang telinga selama 3 hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) menyebar ke seluruh tubuh. Di beberapa kasus disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau berair.
Virus campak ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan orang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18 hari, rata-rata 10 hari.
Tanda bahaya campak yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi, napas cepat, cekungan dinding dada, tidak bisa makan dan minum, sulit dibangunkan, buang air kecil (BAK) kurang, keluar cairan dari telinga, dan ada nanah/cairan kuning hijau di mata.
Sebagian besar penderita campak akan sembuh tanpa pengobatan. Komplikasi sering terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun dan penderita dewasa di atas 20 tahun. Kasus campak pada kasus malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta immune deficiency (HIV) dapat menyebabkan komplikasi campak yang lebih berat.
Kematian akibat campak umumnya disebabkan karena komplikasinya seperti bronchpneumonia, diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat. Salah satu bentuk tatalaksana kasus campak selain pengobatan simptomatis adalah pemberian vitamin A dosis tinggi sesuai usia dengan mengikuti ketentuan yang sudah diatur dalam pedoman tata laksana kasus campak rubella.
Campak akan menyerang hampir 100 persen anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut. Pemenuhan status imunisasi dasar lengkap merupakan cara dalam pencegahan dan pengendalian karena campak merupakan Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi. Campak sendiri termasuk ke dalam penyakit yang berpotensi wabah/KLB.
Hal ini sehubungan dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak di Kabupaten Bogor dan Bandung Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan kewaspadaan dilakukan dengan cara memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang
PD3I pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.
"Langkah tersebut sebagai langkah antisipasi. Di Kota Bogor kasus tidak berturut-turut sehingga tidak dinyatakan KLB. Namun kewaspadaan harus dilakukan mengingat campak adalah penyakit menular," kata Retno.
Dinas Kesehatan Kota Bogor, kata Retno, juga mengimbau masyarakat segera melengkapi status imunisasi dasar lengkap sebagai bentuk proteksi terhadap berbagai jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Selanjutnya masyarakat perlu mengenali gejala khas dari penyakit campak, mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk melakukan pengobatan dan melakukan isolasi agar mata rantai penularan bisa segera dihentikan.
Retno menjelaskan penyakit campak yang dikenal juga sebagai morbili atau measles merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh morbilivirus. Tanda khas yang dapat dikenali sebagai campak adalah panas badan biasanya >38°C dan bercak merah (ruam) yang dimulai dari belakang telinga selama 3 hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) menyebar ke seluruh tubuh. Di beberapa kasus disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau berair.
Virus campak ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan orang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18 hari, rata-rata 10 hari.
Tanda bahaya campak yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi, napas cepat, cekungan dinding dada, tidak bisa makan dan minum, sulit dibangunkan, buang air kecil (BAK) kurang, keluar cairan dari telinga, dan ada nanah/cairan kuning hijau di mata.
Baca juga: Cakupan imunisasi campak rubela nasional capai 72,7 persen
Baca juga: UNICEF sebut kasus campak naik 400 persen di Aftika pada 2022
Sebagian besar penderita campak akan sembuh tanpa pengobatan. Komplikasi sering terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun dan penderita dewasa di atas 20 tahun. Kasus campak pada kasus malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta immune deficiency (HIV) dapat menyebabkan komplikasi campak yang lebih berat.
Kematian akibat campak umumnya disebabkan karena komplikasinya seperti bronchpneumonia, diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat. Salah satu bentuk tatalaksana kasus campak selain pengobatan simptomatis adalah pemberian vitamin A dosis tinggi sesuai usia dengan mengikuti ketentuan yang sudah diatur dalam pedoman tata laksana kasus campak rubella.
Campak akan menyerang hampir 100 persen anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut. Pemenuhan status imunisasi dasar lengkap merupakan cara dalam pencegahan dan pengendalian karena campak merupakan Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi. Campak sendiri termasuk ke dalam penyakit yang berpotensi wabah/KLB.
Berita Terkait
Prabowo tinggalkan Hambalang di tengah pembekalan calon wamen berlangsung
Kamis, 17 Oktober 2024 16:39
Gibran tinggalkan Hambalang saat pembekalan calon wamen masih berlangsung
Kamis, 17 Oktober 2024 16:33
Budget use must be on-target: Prabowo to ministerial candidates
Kamis, 17 Oktober 2024 6:44
Kepala BIN Budi Gunawan hadiri pembekalan calon menteri di Hambalang
Rabu, 16 Oktober 2024 18:11
Prabowo Cabinet: Bima Arya tasked to focus on political, admin tasks
Selasa, 15 Oktober 2024 19:04
Wapres Mah'rif habiskan malam minggu di Istana Kepresidenan Cipanas
Minggu, 13 Oktober 2024 6:50
Jalur ganda KA Bogor-Sukabumi senilai Rp2,2 triliun rampung
Minggu, 6 Oktober 2024 7:10
Tim Rajawali gagalkan sapu bersih RANS di Grup B
Jumat, 27 September 2024 7:11