Kedua, lanjut dia terkait pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh yang memiliki efek elektoral cukup tinggi seperti dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah tokoh agama di berbagai daerah.
Ketiga, sinyal endorsement dari Presiden Jokowi terhadap pencapresan Prabowo yang semakin kuat dan transparan. Keempat, kata dia terkait berpalingnya dukungan dari Jokowi Mania yang semula mendukung Ganjar kini mantap menjatuhkan pilihan pada Prabowo. Kelima, mulai munculnya nama Prabowo dalam arena sirkuit Musyawarah Rakyat (Musra) di berbagai daerah. Musra itu adalah wadah berbagai komponen pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Survei Polstat kali ini dilengkapi dengan analisis media monitoring untuk mengukur perkembangan sentimen publik terhadap para capres setahun jelang Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei Polstat, menurutnya lambat tapi pasti elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres terus menguat dibandingkan para kompetitornya.
Pada survei Polstat September 2022, elektabilitas Prabowo sebesar 30,2 persen. Dalam survei kali ini, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu menguat menjadi 33 persen. Sementara itu, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang hingga detik ini belum memiliki kendaraan yang pasti untuk bisa berkontestasi di Pilpres 2024, elektabilitasnya juga turut mandek.
Dia mengatakan ketika responden diajukan pertanyaan siapa yang akan dipilih dari 10 nama tokoh yang ditawarkan Polstat, 33 persen memilih Prabowo Subianto. Setelah itu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersaing ketat di posisi kedua dan ketiga. Ganjar dipilih oleh 20,6 persen dan Anies didukung oleh 19,4 persen responden.
Baca juga: Pasangan Anies-Sandi berpotensi diduetkan untuk Pemilu 2024
Baca juga: Kirab sosialisasikan Pemilu 2024 singgah di Tarakan
Jumlah sampel sebesar 1.220 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-state random sampling). Batas kesalahan plus minus 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.