Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut pamitnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra lantaran godaan keinginan untuk mendapatkan posisi politik tertentu ketika popularitasnya saat ini telah dikenal luas oleh publik.
"Sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh konten, hasrat dan keinginan politiknya saya tidak tahu apa yang menjadi harapan dan agendanya. Kemudian, dia berpamitan meninggalkan kita untuk loncat ke partai yang lain. Mungkin itu cara dia untuk mendapatkan posisi-posisi politik," kata Muzani kepada wartawan di Tangerang, Banten, Senin.
Dia menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki andil yang besar dalam menaikkan nama Sandiaga Uno dalam kancah perpolitikan nasional, di mana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu masuk sebagai kader Partai Gerindra pada 2014.
"Waktu itu, dia bukan orang yang terkenal. Beliau dikenal sebagai pengusaha, iya. Tapi, di bidang politik, tidak," ucapnya.
Termasuk, lanjut dia, ketika Sandiaga berajang dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta pada 2016 lalu.
"Kemudian Pak Prabowo lah yang menggadang-gadang dia sebagai calon Gubernur DKI Jakarta untuk bertanding sama Ahok. 2017, akhirnya beliau bersanding dengan Anies sebagai Wakil Gubernur atas perjuangan semua kader Gerindra dan rakyat Jakarta, serta rekomendasi Pak Prabowo," tuturnya.
Kemudian, ujarnya lagi, Prabowo Subianto lantas mendapuk Sandiaga Uno untuk menjadi calon wakil presiden yang berduet dengannya pada Pilpres 2019.
"Setelah itu, 2019 mendampingi Pak Prabowo tidak sampai terpilih, kemudian 1,5 tahun, dia terpilih sebagai Menparekraf sampai sekarang," ucapnya.