Jakarta (ANTARA) - PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) memproyeksikan harga aset kripto Bitcoin akan melanjutkan penguatan dan menyentuh level 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,2 miliar.
“Melihat situasi yang positif saat ini, tim riset Bittime memperkirakan harga Bitcoin mampu terus menguat hingga ke level 80.000 dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar. Kami menilai penguatan akan kembali terjadi usai Bitcoin Halving, seperti pada historikal sebelumnya,” ujar CEO Bittime Ryan Lymn dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, kondisi bullish Bitcoin akan ditopang oleh berbagai faktor, diantaranya adopsi institusional, kombinasi kondisi ekonomi dunia, kebijakan moneter, tren makroekonomi, serta Bitcoin Halving.
“Para investor aset kripto semakin paham terkait Bitcoin Halving dan bagaimana efeknya secara historis sejak 2012. Sementara dari sisi kebijakan moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya, yang dinilai bisa menjadi katalis positif untuk Bitcoin,” ujar Ryan.
Saat suku bunga turun, lanjutnya, Bitcoin akan menarik investor untuk memarkirkan dananya, karena dianggap sebagai lindung nilai (hedging) terhadap sistem keuangan tradisional dan memiliki sifat kelangkaan ketika Halving semakin dekat.
“Konsensus memperkirakan adanya tiga kali penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada 2024, yang menjadi indikasi pandangan yang lebih bullish untuk pasar, salah satunya aset kripto,” ujar Ryan.
Ia menjelaskan, sudah terjadi tiga kali Bitcoin Halving sepanjang sejarah, pertama, pada 28 November 2012 dimana block reward atau imbalan penambang yang awalnya 50 BTC turun menjadi 25 BTC.
Kemudian, Halving kedua pada 9 Juli 2016 dimana imbalan penambang dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC, dan ketiga, Halving pada 11 Mei 2020 dengan imbalan penambang dipangkas dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC.
Dari sisi adopsi institusional, lanjutnya, saat ini terdapat 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui untuk diperdagangkan, yang mendorong aliran dana masuk signifikan dari institusi keuangan yang sebelumnya berkecimpung di pasar modal.
Sebagai informasi, pada Rabu (28/02), harga aset kripto Bitcoin mencaetak rekor baru setelah menembus level Rp900 juta, dimana terjadi sebelum Bitcoin Halving yang diperkirakan pada April 2024.
“Pada Rabu lalu, volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan sempat mencetak rekor setelah mencapai angka 7,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp120 triliun, adalah salah satu indikator baru yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar aset kripto,” ujar Ryan.
Baca juga: Harga kripto saat ini masih dipengaruhi sentimen global
Berita Terkait
Bittime menjadi crypto terbesar ketiga di Indonesia
Rabu, 29 Mei 2024 6:49
Musim altcoin akan tingkatkan transaksi pasar kripto
Sabtu, 20 Januari 2024 18:37
Indodax sebut Shiba Inu merilis jaringan Shibarium
Kamis, 9 Maret 2023 20:09
Peluncuran "Pintu Pro Futures" perdagangan derivatif crypto
Selasa, 19 November 2024 5:16
Kripto 'wait and see' jelang rilis CPI dan FOMC The Fed
Selasa, 11 Juni 2024 14:38
Bappebti invites youngsters to invest in crypto, boost economy
Kamis, 6 Juli 2023 6:34
Kemenangan Trump-data makro AS dorong Bitcoin
Jumat, 29 November 2024 3:34
Harga Bitcoin tembus 1,77 triliun dolar AS
Sabtu, 16 November 2024 11:33