Mataram (Antaranews NTB) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat mengklaim harga beras selama momen Natal dan Tahun Baru 2018 masih terkendali akibat adanya operasi pasar.
Humas Bulog Divisi Regional NTB Syawaludin Susanto, di Mataram, Kamis, mengatakan hasil dari operasi pasar sangat signifikan, yaitu harga beras medium di pasaran bertahan di kisaran Rp8.500 hingga Rp9.000 per kilogram (kg).
"Harga tersebut tentunya di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450/kg," katanya.
Menurutnya harga beras yang masih terkendali juga berkat kerja sama semua lini yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pangan NTB, yakni Bulog, Kepolisian Daerah NTB, Bank Indonesia, Dinas Perdagangan NTB, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, dan instansi terkait lainnya.
Lebih lanjut, Susanto mengatakan pada momen Natal dan tahun baru, Satgas Pangan NTB terus bergerak mengamankan harga pangan khususnya beras.
Pasokan beras di pasaran terus digelontorkan oleh Bulog Divre NTB. Sampai dengan Kamis (4/1), jumlah beras yang sudah terjual melalui operasi pasar sebanyak 2.800 ton.
"Kami juga memiliki stok beras di gudang untuk kebutuhan masyarakat NTB hingga lima bulan ke depan atau sampai dengan April 2018," ujarnya.
Selain beras, Bulog Divre NTB Juga ditugaskan menjual minyak goreng kemasan merek "kita" dengan HET Rp12.500/liter, dan gula pasir dengan HET Rp12.500/kg.
Penjualan dua jenis komoditas strategis melalui operasi pasar tersebut juga dalam rangka memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau terutama pada momen hari-hari besar keagamaan.
Menurut Susanto, relatif terkendalinya harga kebutuhan pokok selama Natal dan tahun baru menandakan spekulan tidak berani memainkan semua komoditas yang dikelola oleh Bulog.
"Dengan kata lain kata lain, spekulan tidak berani menjual beras, minyak goreng dan gula pasir dengan harga lebih tinggi melebihi HET," katanya. (*)