"Sadari" upaya preventif cegah kanker payudara di Mataram
Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk deteksi dini mencegah kanker payudara melalui periksa payudara sendiri (Sadari).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Minggu, mengatakan, Sadari merupakan skrining yang dapat dilakukan sendiri tanpa harus melibatkan tenaga kesehatan.
"Sadari bisa dilakukan sendiri, setiap hari, dan kapan pun, tidak mesti ke fasilitas kesehatan," katanya.
Tapi ketika seorang perempuan menemukan salah satu tanda kanker payudara yakni adanya benjolan yang tidak lazim di sekitar payudara, maka harus langsung memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Jika masih tidak yakin, silahkan berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit," kata Emirald yang ditemui seusai menghadiri kegiatan senam bersama dalam rangka peringatan bulan kanker payudara tahun 2024 di Lapangan Sangkareang Mataram.
Baca juga: Perwosi NTB gelar senam peringati bulan kesadaran kanker payudara
Sementara untuk data kasus kanker payudara di Kota Mataram, kata Emirlad, Kota Mataram sejauh ini belum ada catatan sebab kasus kanker ditangani secara holistik pada rumah sakit kelas B dan A atau tingkat provinsi.
Dengan demikian, semua kasus kanker payudara ditangani di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, yang memiliki Poliklinik Onkologi yang memberikan layanan bagi penderita kanker secara komprehensif.
"Sedangkan kami di kabupaten/kota yang memiliki rumah sakit kelas C, membantu dengan melakukan berbagai upaya promotif dan preventif," katanya.
Dalam upaya promotif, katanya, Dinkes Kota Mataram menggandeng berbagai pihak terkait terutama organisasi wanita, seperti PKK, Dharma Wanita Persatuan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi), termasuk Ikatan Dokter Indonesia, serta komunitas penyintas.
Selain itu, berbagai kegiatan edukasi upaya pencegahan dini juga aktif dilakukan melalui para kader, puskesmas, sekolah, dan lembaga lainnya dengan menggencarkan pola hidup bersih dan sehat.
"Tren munculnya berbagai penyakit cenderung dipicu karena pola hidup," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Minggu, mengatakan, Sadari merupakan skrining yang dapat dilakukan sendiri tanpa harus melibatkan tenaga kesehatan.
"Sadari bisa dilakukan sendiri, setiap hari, dan kapan pun, tidak mesti ke fasilitas kesehatan," katanya.
Tapi ketika seorang perempuan menemukan salah satu tanda kanker payudara yakni adanya benjolan yang tidak lazim di sekitar payudara, maka harus langsung memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Jika masih tidak yakin, silahkan berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit," kata Emirald yang ditemui seusai menghadiri kegiatan senam bersama dalam rangka peringatan bulan kanker payudara tahun 2024 di Lapangan Sangkareang Mataram.
Baca juga: Perwosi NTB gelar senam peringati bulan kesadaran kanker payudara
Sementara untuk data kasus kanker payudara di Kota Mataram, kata Emirlad, Kota Mataram sejauh ini belum ada catatan sebab kasus kanker ditangani secara holistik pada rumah sakit kelas B dan A atau tingkat provinsi.
Dengan demikian, semua kasus kanker payudara ditangani di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, yang memiliki Poliklinik Onkologi yang memberikan layanan bagi penderita kanker secara komprehensif.
"Sedangkan kami di kabupaten/kota yang memiliki rumah sakit kelas C, membantu dengan melakukan berbagai upaya promotif dan preventif," katanya.
Dalam upaya promotif, katanya, Dinkes Kota Mataram menggandeng berbagai pihak terkait terutama organisasi wanita, seperti PKK, Dharma Wanita Persatuan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi), termasuk Ikatan Dokter Indonesia, serta komunitas penyintas.
Selain itu, berbagai kegiatan edukasi upaya pencegahan dini juga aktif dilakukan melalui para kader, puskesmas, sekolah, dan lembaga lainnya dengan menggencarkan pola hidup bersih dan sehat.
"Tren munculnya berbagai penyakit cenderung dipicu karena pola hidup," katanya.