Gibran gabung Golkar, maka berdampak pada perpolitikan nasional

id Gibran Rakabuming Raka,Gibran Gabung Golkar,Gibran Partai Golkar,Pengamat Unand,Asrinaldi

Gibran gabung Golkar, maka berdampak pada perpolitikan nasional

Dokumentasi - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan) didampingi Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (kanan) berjalan usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang pimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/1/2025). Ratas terkait pemberdayaan masyarakat itu diantaranya membahas makan bergizi gratis, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kapasitas UMKM. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Prof Asrinaldi mengatakan bahwa bila Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka benar bergabung dengan Partai Golkar maka dapat berdampak terhadap perpolitikan nasional.

"Jadi, dampaknya itu adalah pada semakin dinamisnya politik ya," kata Prof Asrinaldi saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa bergabungnya Gibran ke Golkar menjadikan dirinya sebagai salah satu calon presiden pada pemilihan umum (pemilu) mendatang, yakni Pemilu 2029.

Baca juga: Selvi Gibran kampanyekan gaya hidup sehat

"Dan itu yang kita dapat lihat nanti, persaingan kader-kader muda di partai politik yang ada dalam sistem politik," ujarnya menjelaskan potensi persaingan pada pemilu mendatang.

Walaupun demikian, dia mengatakan bahwa terdapat syarat agar Gibran maju sebagai capres dari Golkar nantinya, yakni memiliki sikap dan kapabilitas yang mumpuni sebagai Wapres pada saat ini.

Baca juga: Pakar memandang wacana Gibran gabung Golkar menarik untuk dicermati

Menurut dia, syarat tersebut ada karena masyarakat ke depannya akan semakin rasional dalam memilih dan menilai calon pemimpin bangsa berikutnya.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi meminta publik menunggu saat menanggapi isu Gibran bergabung dengan Golkar.

"Ya kita tunggu saja. Tunggu, tunggu besok (Sabtu, 18/1)," kata Budi Arie di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.