Sebanyak 1.403 penumpang naik Trans Metro Dewata beroperasi kembali

id Trans Metro Dewata,transportasi publik,Bali,beroperasi normal

Sebanyak 1.403 penumpang naik Trans Metro Dewata beroperasi kembali

Penumpang antrie masuk transportasi publik Trans Metro Dewata saat hari pertama beroperasi normal, Denpasar, Bali, Minggu (20/4/2025). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 1.403 orang memanfaatkan Trans Metro Dewata di Bali saat moda transportasi publik itu beroperasi secara normal kembali. Manajer Trans Metro Dewata Ida Bagus Eka Budi di Denpasar, Minggu, menyebut pada hari pertama setidaknya hingga siang hari jumlah keterisian bus mencapai 1.403 penumpang.

“Kalau dari pagi sampai siang ini lumayan bagus apalagi ke arah Ubud, tapi keterisian sejak uji coba pertama Jumat (18/4) dan kedua Sabtu (19/4) sudah lumayan sekitar seribu,” kata dia.

Meski hari ini menjadi hari pertama beroperasi normal, pengelola sudah melakukan dua hari uji coba terlebih dahulu guna memastikan seluruh sistem bekerja dengan baik.

Pada akhirnya, hari ini, setelah empat bulan terhenti karena pembiayaan tidak dilanjutkan Kementerian Perhubungan, saat ini 75 bus merah kembali mengaspal dengan dibiayai Pemprov Bali dan pemerintah kabupaten/kota di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

“Kalau hasil uji coba namanya alat pasti ada kendala, tapi hampir mendekati 90 persen sudah lancar, yang berubah itu alat pembayarannya, kalau dulu mau bayar scan stiker kalau sekarang langsung ada alatnya,” ujar Eka Budi.

Pada hari pertama beroperasi normal ini, pengelola melihat antusias paling tinggi menggunakan koridor 4 yaitu rute Terminal Ubung-Monkey Forest dan sebaliknya. Hal itu, katanya, sebagai kondisi yang sama seperti dahulu, karena setiap akhir pekan masyarakat di Bali umumnya menggunakan bus merah untuk pergi ke daerah wisata.

Untuk rute lain berangsur-angsur kembali normal, seperti sebelum terhenti, terutama rute Sentral Parkir Kuta dan rute Terminal Pesiapan Tabanan.

“Target kami dari manajemen bagaimana secepat mungkin kita bisa mendapat jumlah penumpang seperti sebelum stop operasi yaitu sehari bisa 5.000-an, semoga segera,” kata dia.

Baca juga: Pengelolaan Biskita Trans Pakuan beralih ke Pemkot Bogor

Salah satu penumpang bernama Verzi menceritakan pengalaman kembali menggunakan bus Trans Metro Dewata setelah empat bulan terpaksa menggunakan ojek daring untuk bekerja.

“Saya dikontrak kerja dari Jakarta ke Bali, biasanya biayanya paling mahal kalau dari bandara ke kos-kosan, naik ojek online Rp200 ribu-Rp300 ribu,” kata dia.

Baca juga: Daftar SPKLU di rest area tol Trans Jawa saat berlibur Nataru

Dengan transportasi publik canggih ini, ia mengaku hanya perlu membayar Rp4.400 dan sesuai dengan tugas kerjanya sebagai aktivis lingkungan berarti merasa telah membantu mengurangi polusi atas kendaraan pribadi.

Pada momentum pertamanya naik kembali, perempuan berusia 53 tahun itu tidak merasakan ada kesulitan atau perubahan skema perjalanan. Menurut dia, sistem membayar dan kenyamanan di dalam bus tetap sama seperti dahulu.