Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menargetkan pada akhir tahun 2025 segera mengolah sampah minimal 30 ton per hari menggunakan mesin insinerator dengan teknologi ramah lingkungan.
Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat, mengatakan target tersebut ditetapkan seiring akan beroperasinya tiga mesin insinerator di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) konvensional Sandubaya.
"Saat ini sudah ada dua insinerator yang diuji coba, satu unitnya masih dalam tahap pengadaan atau pembelian. Insya Allah, akhir November ini sudah datang," katanya.
Menurutnya, masing-masing insinerator tersebut memiliki kapasitas 10 ton per hari, sehingga jika ketiga insinerator tersebut beroperasi maka ke depan Kota Mataram bisa menangani sampah 30 ton per hari dengan insinerator.
Baca juga: Petugas kebersihan di Mataram dioptimalkan selama musim hujan
Untuk dua insinerator yang sudah ada saat ini, katanya, satu insinerator merupakan bantuan dari Korea Selatan melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan satu lagi limpahan dari Rumah Sakit (RS) H Moh Ruslan Kota Mataram.
Insinerator bantuan dari Korea tersebut, lanjutnya, saat ini rutin digunakan untuk melakukan pembakaran sampah yang ada di TPST konvensional Sandubaya, dengan menggunakan tenaga genset dan mampu membakar sampah 10 ton per hari dalam dua kali pembakaran.
Operasional insinerator dari Korea, kata dia, sebenarnya menggunakan tenaga listrik, tapi karena tambahan daya listrik di TPST masih diusulkan jadi sementara DLH menggunakan genset.
Dari kegiatan uji coba sejak awal September 2025 mampu mengurangi volume sampah di TPST Sandubaya yang sebelumnya memiliki ketinggian hingga 5 meter, kini tersisa sekitar 3 meter.
"Bahkan sampah yang menumpuk di lahan milik swasta yang kami sewa, kini sudah bersih," katanya.
Baca juga: Sungai Sanset Land Mataram dibersihkan dari sampah
Sementara insinerator limpahan dari RS Ruslan, lanjutnya, saat ini masih dalam proses persiapan. Insinerator limpahan RS tersebut menggunakan bahan bakar solar.
Sedangkan insinerator yang sedang dibeli DLH, spesifikasinya sama persis dengan insinerator bantuan dari Korea, bahkan bersumber dari perusahaan sama.
"Karena itu kami targetkan tambahan daya listrik untuk operasional insinerator di TPST diharapkan bisa terealisasi saat insinerator yang kami beli sudah siap," katanya.
Denny menambahkan usulan tambahan daya listrik untuk kebutuhan di TPST Sandubaya sebesar 33.000 watt, sebab listrik yang tersedia saat ini hanya 2.000 watt.
Data DLH Kota Mataram menyebutkan volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan di enam kecamatan saat ini tercatat sebanyak 230 ton per hari, terinci 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diaper, kaca, dan sejenisnya.
Dari jumlah itu sampah yang berhasil terangkat dan di bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 200 ton per hari. Tapi kini jumlahnya terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 175-180 ton per hari.
"Pengurangan itu karena adanya pengolahan sampah di TPST modern Sandubaya sejak Mei 2024, menjadi kompos, pakan maggot, dan batako dari sampah plastik," katanya.
Baca juga: Mataram dinyatakan bebas status darurat sampah
Baca juga: Mataram dapat bantuan dua mobil pengangkut sampah
Baca juga: Menteri LH minta Mataram tingkatkan pengolahan sampah
