KEMENRISTEK UJI COBA PEMANFAATAN ENERGI ARUS LAUT

id

     Mataram, 24/2 (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi akan melakukan uji coba pemanfaatan energi arus laut di Selat Alas, selat yang memisahkan Pulau Lombok dan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

     "Kami uji coba pemanfaatan arus laut di sana (Selat Alas, Red) lokasinya nanti di Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur," kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, yang ditemui usai dialog pengembangan SDM dan iptek guna mendukung implementasi Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 koridor V, di Mataram, Jumat.

     Ia mengatakan, riset teknologi kelistrikan itu untuk memberdayakan potensi arur laut yang dilaporkan dapat menghasilkan energi listrik sekitar 75 Mega Watt (MW).

     Riset itu merupakan bagian dari upaya pengembangan energi baru terbaharukan di berbagai daerah di Indonesia, sebagai langkah antisipasi semakin menipisnya cadangan energi fosil.

     "Mudah-mudahan April mendatang, kami akan mantapkan uji coba itu. Kalau jadi, lumayan karena ada potensi energi listrik 75 MW," ujarnya.

     Sebelumnya, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Eko Bambang Sutedjo mengatakan, potensi energi listrik arus laut di wilayah NTB hingga kini belum tergarap karena berbagai kendala teknis seperti biaya dan minat investor yang belum mengarah kepada realisasi fisik di lapangan.

     Potensi energi listrik yang bersumber dari arus laut itu sudah dikaji oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

     "Potensi itu bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk membangkitkan energi listrik dari sumber energi yang terbarukan," ujar Eko.

     Ia mengatakan, dari hasil riset dan kajian UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT, diketahui 10 Selat yang ada di wilayah perairan NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan bisa dihasilkan energi listrik hingga 3.000 Mega Watt (MW).

     Sepuluh Selat di wilayah perairan NTB dan NTT yang diperkirakan memiliki arus laut cukup kuat yakni Selat Alas dan Selat Sape (NTB), Selat Linta, Selat Molo, Selat Flores, Selat Boleng, Selat Lamakera, Selat Pantar dan Selat Alor (NTT).

     Penyebab terjadinya arus laut bisa karena adanya pasang surut yang diakibatkan oleh  interaksi bumi, bulan, dan matahari.  Selain itu bisa juga disebabkan Arus Geostropik karena gaya Coriolis akibat rotasi bumi  serta perbedaan salinity, suhu, dan density.

     Terjadinya arus laut  lebih dominan diakibatkan oleh pasang surut. Aliran arus laut (karena pasang surut) atau arus sungai menyimpan energi hidro-kinetik  yang dapat dikonversi menjadi daya listrik. Besarnya daya listrik bergantung pada densitas fluida, penampang aliran, dan kecepatan alirannya.

     Bila dari setiap Selat dapat dipanen energi sebesar 300 MW dengan dengan asumsi jumlah turbin 100 buah masing-masing sebesar 3 MW (turbine farm), maka bisa dihasilkan energi listrik hingga 3.000 MW.

     "Di Selat Alas saja diperkirakan potensi arus laut dapat menghasilan energi listrik sedikitnya 175 MW yang dapat dimanfaatkan," ujarnya.

      Sejauh ini, kelistrikan di wilayah NTB lebih banyak dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sehingga secara ekonomis PLTAL memiliki nilai tambah untuk menurunkan ongkos produksi listrik di wilayah tersebut.

      "Selain itu, pengembangan pembangkit energi terbarukan juga akan menjaga kualitas lingkungan. Hanya saja, kendala utama pengembangan PLTAL yakni nilai investasi yang relatif mahal," ujar Eko. (*)