Jerusalem (ANTARA) - Penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa kebakaran pada mesjid di Tepi Barat utara cenderung disebabkan dibakar, kata para petugas pemadam kebakaran Israel yang menyeliki insiden tersebut Jumat.

Para penyelidik semula menduga, kebakaran Selasa pada sebuah mesjid di kota Lubban ash-Bharqiya itu disebabkan oleh arus-pendek, namun Presiden Palestina Mahmud Abbas menuding itu dilakukan oleh pemukim Yahudi garis keras dan memperingatkan, hal itu mengancam proses perdamaian, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami tidak menemukan indikasi apapun berkaitan arus-pendek dan kebakaran tersebut cenderung tindak kejahatan," kata Jacky Binyamin, juru bicara petugas pemadam kebakaran Israel di Tepi Barat, wilayah Arab yang diduduki.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengutuk serangan itu.

"Ada sejumlah serangan terhadap mesjid dalam beberapa bulan terakhir ini, di samping tindak kekerasan terhadap bangunan milik warga Palestina, yang dilakukan oleh para ekstremis pemukim Yahudi. Saya mengutuk serangan-serangan ini," kata koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Robert Serry, dalam pernyataannya.

"Yang penting adalah pemerintah Israel menegakkan hukum dan bertanggungjawab pada kejahatan-kejahatan semacam itu demi keadilan."

"Kelompok garis keras dari kedua pihak harus tidak diizinkan merancang agenda dan merusak upaya-upaya penting untuk memperbarui perundingan," katanya.

Serangan itu terjadi pada saat Israel dan Palestina sedang berupaya memulai perundingan-perundingan tidak langsung yang diprakarsai Amerika Serikat dalam beberapa hari ini.

Perundingan-perundingan langsung, yang tidak menghasilkan apapun, gagal pada Desember 2008 hanya setahun setelah dilanjutkan.

"Insiden-insiden provokatif mengancam melemahkan kemajuan yang dibuat para pihak belakangan ini, yang didukung oleh masyarakat internasional, ke arah pencapaian resolusi terakhir atas konflik ini," kata perwakilan Uni Eropa pada Penguasa Palestina, dan konsul-konsul jenderal di Jerusalem, dalam pernyataan bersama.

Para pemukim Yahudi itu telah mengumumkan kebijakan `daftar harga`, berdasarkan kebijakan itu mereka menargetkan warga Palestina dan bangunan-bangunan milik mereka, sebagai balas dendam untuk tindakan pemerintah Israel yang mereka pandang sebagai mengancam permukiman.

Pada 14 April, sebuah mesjid di dekat Nablus dinodai dengan grafiti Yahudi dan Bintang Daud dicorat-coretkan pada dindingnya.

Pada Desember lalu, para pemukim itu melakukan aksi corat-coret pada mesjid lain di Tepi Barat utara, membakar kitab suci Al Quran dan menyebarkan kebencian dalam bahasa Yahudi.

Insiden itu memicu bentrokan antara penduduk desa dan serdadu negara Yahudi tersebut.
(*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024