Mataram (ANTARA) - Penangkapan ikan secara ilegal atau "illegal fishing" di perairan Teluk Saleh di Kecamatan Maronge, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, semakin marak terutama menggunakan bahan peledak dan racun potesium yang mengakibatkan ekosistem laut rusak.
Seorang warga Labuan Sangor, Kecamatan Maronge, Sumbawa Herman yang dihubungi dari Mataram, Sabtu, mengatakan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Teluk Saleh masih sering terjadi meski beberapa waktu lalu perahu milik tersangka pelaku "illegal fishing" dibakar nelayan setempat.
Ia mengatakan para tersangka pelaku pengeboman ikan berpura-pura menangkap ikan menggunakan panah, padahal sebenarnya mereka menggunakan bom atau racun potasium, kondisi ini cukup meresahkan nelayan sekitarnya karena ekosistem laut rusak dan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang.
"Kami mengharapkan pemerintah terutama aparat keamanan bertindak tegas terhadap para pelaku 'illegal fishing' tersebut, jika dibiarkan ekosistem laut akan semakin rusak, terumbu karang yang menjadi tempat berkembangbiaknya biota laut juga ikut rusak," katanya.
Herman mengatakan kian maraknya kasus penangkapan ikan secara ilegal ini diduga karena aparat tidak pernah menindak tegas para pelaku, sehingga mereka semakin berani menangkap ikan menggunakan bom dan racun potasium.
Dia mengatakan maraknya kasus "illegal fishing" ini cukup meresahkan masyarakat, bahkan menimbulkan konflik terutama dengan munculnya isu keterlibatan aparat dalam kasus tersebut.
"Beberapa waktu lalu pernah terjadi perahu milik tersangka pelaku pengeboman ikan dan penangkapan ikan menggunakan potasium dibakar nelayan karena mereka tidak puas terhadap aparat keamanan yang tidak mengambil tindakan tegas terhadap tersangka pelaku," kata Herman.
Pembakaran perahu oleh nelayan setempat berawal dari tertangkapnya tersangka pelaku penangkapan ikan secara ilegal lengkap dengan bukti berupa hasil tangkapan dan racun potasium yang digunakan untuk menangkap ikan.(*)
Seorang warga Labuan Sangor, Kecamatan Maronge, Sumbawa Herman yang dihubungi dari Mataram, Sabtu, mengatakan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Teluk Saleh masih sering terjadi meski beberapa waktu lalu perahu milik tersangka pelaku "illegal fishing" dibakar nelayan setempat.
Ia mengatakan para tersangka pelaku pengeboman ikan berpura-pura menangkap ikan menggunakan panah, padahal sebenarnya mereka menggunakan bom atau racun potasium, kondisi ini cukup meresahkan nelayan sekitarnya karena ekosistem laut rusak dan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang.
"Kami mengharapkan pemerintah terutama aparat keamanan bertindak tegas terhadap para pelaku 'illegal fishing' tersebut, jika dibiarkan ekosistem laut akan semakin rusak, terumbu karang yang menjadi tempat berkembangbiaknya biota laut juga ikut rusak," katanya.
Herman mengatakan kian maraknya kasus penangkapan ikan secara ilegal ini diduga karena aparat tidak pernah menindak tegas para pelaku, sehingga mereka semakin berani menangkap ikan menggunakan bom dan racun potasium.
Dia mengatakan maraknya kasus "illegal fishing" ini cukup meresahkan masyarakat, bahkan menimbulkan konflik terutama dengan munculnya isu keterlibatan aparat dalam kasus tersebut.
"Beberapa waktu lalu pernah terjadi perahu milik tersangka pelaku pengeboman ikan dan penangkapan ikan menggunakan potasium dibakar nelayan karena mereka tidak puas terhadap aparat keamanan yang tidak mengambil tindakan tegas terhadap tersangka pelaku," kata Herman.
Pembakaran perahu oleh nelayan setempat berawal dari tertangkapnya tersangka pelaku penangkapan ikan secara ilegal lengkap dengan bukti berupa hasil tangkapan dan racun potasium yang digunakan untuk menangkap ikan.(*)