Jakarta (ANTARA) - Komunitas Kanker Payudara Srikandi Indonesia terus menyuarakan pentingnya deteksi dini kanker payudara kepada masyarakat luas sebagai langkah pertama pencegahan penyakit tersebut.
"Kami dikomunitas menjalani pelatihan tersendiri sehingga dapat memberikan edukasi pada masyarakat luas tentang pentingnya melakukan deteksi dini tentang kanker payudara," kata Ketua Bidang Edukasi Komunitas Kanker Payudara Srikandi Indonesia Yanti Kariadi di Jakarta, Minggu.
Upaya edukasi juga dilakukan melalui sejumlah sosialisasi terutama di Sekolah Menengah Atas (SMA) karena peserta didik dinilai mampu menjadi corong penyampaian informasi terkait kanker payudara.
Ia mengatakan pelajar di tingkat SMA menjadi orang-orang pertama yang secara intelektual mempunyai kemampuan sebagai perpanjangan penyampaian informasi pada masyarakat setelah mendapatkan edukasi dari Srikandi Indonesia.
Terutama informasi terkait deteksi dini kanker payudara dengan melakukan periksa payudara sendiri atau sadari. Hal ini dapat dilakukan pada hari ketujuh hingga kesepuluh dari menstruasi setiap bulannya.
"Ini merupakan cara untuk mencegah kanker payudara stadium awal," kata dia.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan oleh masyarakat. Apalagi, kondisi saat ini menunjukkan bahwa sekitar 70 persen masyarakat atau penderita baru mengetahui dirinya mengidap kanker setelah berada pada stadium lanjut.
Kondisi ini terjadi sebab masih ada stigma masyarakat yang menganggap pembicaraan tentang kanker payudara sebagai hal yang tabu dan pola pikir ini harus diubah karena sebenarnya kanker itu bisa dicegah.
Ia mengatakan upaya tersebut juga dinilai dapat menekan jumlah penderita kanker di Indonesia. Sehingga, pencanangan pemerintah dalam menciptakan nol kanker stadium lanjut pada 2030 dapat terealisasi.
Terkait jumlah penyintas kanker di komunitas itu sendiri, ia menyebutkan terdapat 250 anggota yang terdaftar di Srikandi dan seluruhnya merupakan penyintas kanker payudara dengan berbagai stadium dan kondisi.
"Kami dikomunitas menjalani pelatihan tersendiri sehingga dapat memberikan edukasi pada masyarakat luas tentang pentingnya melakukan deteksi dini tentang kanker payudara," kata Ketua Bidang Edukasi Komunitas Kanker Payudara Srikandi Indonesia Yanti Kariadi di Jakarta, Minggu.
Upaya edukasi juga dilakukan melalui sejumlah sosialisasi terutama di Sekolah Menengah Atas (SMA) karena peserta didik dinilai mampu menjadi corong penyampaian informasi terkait kanker payudara.
Ia mengatakan pelajar di tingkat SMA menjadi orang-orang pertama yang secara intelektual mempunyai kemampuan sebagai perpanjangan penyampaian informasi pada masyarakat setelah mendapatkan edukasi dari Srikandi Indonesia.
Terutama informasi terkait deteksi dini kanker payudara dengan melakukan periksa payudara sendiri atau sadari. Hal ini dapat dilakukan pada hari ketujuh hingga kesepuluh dari menstruasi setiap bulannya.
"Ini merupakan cara untuk mencegah kanker payudara stadium awal," kata dia.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan oleh masyarakat. Apalagi, kondisi saat ini menunjukkan bahwa sekitar 70 persen masyarakat atau penderita baru mengetahui dirinya mengidap kanker setelah berada pada stadium lanjut.
Kondisi ini terjadi sebab masih ada stigma masyarakat yang menganggap pembicaraan tentang kanker payudara sebagai hal yang tabu dan pola pikir ini harus diubah karena sebenarnya kanker itu bisa dicegah.
Ia mengatakan upaya tersebut juga dinilai dapat menekan jumlah penderita kanker di Indonesia. Sehingga, pencanangan pemerintah dalam menciptakan nol kanker stadium lanjut pada 2030 dapat terealisasi.
Terkait jumlah penyintas kanker di komunitas itu sendiri, ia menyebutkan terdapat 250 anggota yang terdaftar di Srikandi dan seluruhnya merupakan penyintas kanker payudara dengan berbagai stadium dan kondisi.