Mataram (ANTARA) - General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Lembar Baharuddin menyebutkan sembilan kapal pesiar batal datang ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Maret-April 2020 akibat merebaknya wabah virus COVID-19 di ratusan negara, termasuk Indonesia.
"Sebelumnya sembilan kapal pesiar tersebut sudah terjadwal sandar di dermaga Pelabuhan Gili Mas. Empat dijadwalkan pada Maret, dan lima kapal pada April 2020. Tapi semuanya tidak jadi datang karena masalah virus corona," kata Baharuddin di Kabupaten Lombok Barat, Selasa.
Ia menyebutkan masing-masing kapal pesiar berkapasitas 1.500-2.000 penumpang dari berbagai negara, sehingga jika ditotal ada sekitar 20 ribu wisatawan asing yang tidak jadi datang ke Pulau Lombok melalui jalur laut.
Pihaknya sudah mendapatkan pemberitahuan dari agen-agen kapal pesiar tersebut terkait pembatalan kunjungan dan akan menjadwalkan ulang ke Pulau Lombok jika kondisi sudah normal kembali.
Menurut Baharuddin, batalnya kedatangan sembilan kapal pesiar tersebut tentu berdampak terhadap target pemasukan Pelindo III Cabang Lembar pada 2020, khususnya dari biaya jasa kepelabuhanan.
Dampak negatif yang paling utama adalah pemasukan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh penumpang kapal pesiar yang turun ke daratan dan dibawa ke sejumlah destinasi wisata menggunakan jasa transportasi lokal.
"Dampaknya tidak hanya pada realisasi pendapatan Pelindo, tapi juga kontribusi ke daerah yang tidak kelihatan angkanya secara langsung," ucapnya pula.
Ia berharap wabah COVID-19 bisa berakhir di seluruh dunia, sehingga geliat pariwisata kembali bergerak, termasuk wisata kapal pesiar.
Direksi Pelindo III, kata Baharuddin, tetap menjalin komunikasi dengan agen-agen kapal pesiar, sambil menunggu regulasi pemerintah pusat terkait kedatangan kapal pesiar dan upaya pemulihan dampak COVID-19.
"Rencananya ada 20 kapal yang dijadwalkan datang ke Lombok pada 2020. Yang datang sejak Januari hingga awal Maret ada enam kapal dengan jumlah penumpang sebanyak 15.000 orang. Mudahan wabah virus corona bisa segera berakhir," katanya.
"Sebelumnya sembilan kapal pesiar tersebut sudah terjadwal sandar di dermaga Pelabuhan Gili Mas. Empat dijadwalkan pada Maret, dan lima kapal pada April 2020. Tapi semuanya tidak jadi datang karena masalah virus corona," kata Baharuddin di Kabupaten Lombok Barat, Selasa.
Ia menyebutkan masing-masing kapal pesiar berkapasitas 1.500-2.000 penumpang dari berbagai negara, sehingga jika ditotal ada sekitar 20 ribu wisatawan asing yang tidak jadi datang ke Pulau Lombok melalui jalur laut.
Pihaknya sudah mendapatkan pemberitahuan dari agen-agen kapal pesiar tersebut terkait pembatalan kunjungan dan akan menjadwalkan ulang ke Pulau Lombok jika kondisi sudah normal kembali.
Menurut Baharuddin, batalnya kedatangan sembilan kapal pesiar tersebut tentu berdampak terhadap target pemasukan Pelindo III Cabang Lembar pada 2020, khususnya dari biaya jasa kepelabuhanan.
Dampak negatif yang paling utama adalah pemasukan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh penumpang kapal pesiar yang turun ke daratan dan dibawa ke sejumlah destinasi wisata menggunakan jasa transportasi lokal.
"Dampaknya tidak hanya pada realisasi pendapatan Pelindo, tapi juga kontribusi ke daerah yang tidak kelihatan angkanya secara langsung," ucapnya pula.
Ia berharap wabah COVID-19 bisa berakhir di seluruh dunia, sehingga geliat pariwisata kembali bergerak, termasuk wisata kapal pesiar.
Direksi Pelindo III, kata Baharuddin, tetap menjalin komunikasi dengan agen-agen kapal pesiar, sambil menunggu regulasi pemerintah pusat terkait kedatangan kapal pesiar dan upaya pemulihan dampak COVID-19.
"Rencananya ada 20 kapal yang dijadwalkan datang ke Lombok pada 2020. Yang datang sejak Januari hingga awal Maret ada enam kapal dengan jumlah penumpang sebanyak 15.000 orang. Mudahan wabah virus corona bisa segera berakhir," katanya.