Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan pemerintah akan menambah jumlah reagen yang digunakan untuk pemeriksaan COVID-19.
"Kita bersyukur bahwa hari ini, diperkirakan nanti malam kita akan mendapatkan lagi tambahan reagen untuk mengoptimalkan laboratorium yang kita miliki," ujar Achmad dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, yang disiarkan secara daring, Minggu.
"Reagen ini nanti malam akan kita terima dan saat itu juga kita distribusikan ke seluruh laboratorium jejaring," katanya.
Tidak hanya menambah jumlah reagen, Achmad mengatakan pemerintah akan menambah jumlah laboratorium, yang saat ini berjumlah 35 laboratorium aktif.
Achmad Yurianto mengemukakan penanganan COVID-19 di bidang kesehatan dilakukan melalui dua mekanisme pendekatan, yaitu pengelolaan COVID-19 di pra-rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk memutus penularan dengan mengedukasi masyarakat, menjaga jarak fisik saat berkomunikasi, tetap tinggal di rumah memakai masker sampai melaksanakan isolasi mandiri, baik perorangan maupun kelompok, serta menerapkan PSBB.
Upaya ini akan diperkuat dengan penelusuran kontak dekat, kontak tracing dari kasus positif yang dikonfirmasi dirawat di rumah sakit. Kegiatan kontak tracing ini akan dilakukan oleh dinas kesehatan setempat yang dibantu aparat.
"Keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada peran serta masyarakat, kerja sama semua perangkat dari tingkat RT, RW, desa, untuk bergotong royong dalam semangat saling melindungi," ujar Achmad.
Selain pengelolaan sebelum rumah sakit, Achmad menerangkan penanganan COVID-19 juga berfokus pada pengelolaan rumah sakit. "Dengan mengupayakan secara maksimal, penderita COVID-19 mendapatkan layanan yang terbaik dan petugas kesehatan yang melayaninya pun juga terlindung dari kemungkinan penularan COVID-19 dari pasien yang dirawat," katanya.
Achmad mengatakan pemerintah akan terus menata pemanfaatan rumah sakit, baik rumah sakit darurat maupun rumah sakit rujukan. Rumah sakit darurat tidak hanya dibentuk di tingkat pusat, seperti Wisma Atlet, di Pulau Galang, tetapi juga sudah banyak yang dibentuk oleh pemerintah daerah.
Sementara, rumah sakit rujukan untuk penanganan penderita COVID-19 yang membutuhkan perawatan intensif dengan berbagai alat yang dibutuhkan, pemerintah akan terus mendatangkan dan memenuhi semua kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis.
Pemerintah juga menanggung semua perawatan pasien COVID-19, serta menyiapkan insentif tambahan untuk kerja keras tenaga kesehatan. "Ini yang harus kita pahami bahwa kita mampu melaksanakan ini secara bersama-sama dengan bergotong royong," ujar Achmad.
"Kita bersyukur bahwa hari ini, diperkirakan nanti malam kita akan mendapatkan lagi tambahan reagen untuk mengoptimalkan laboratorium yang kita miliki," ujar Achmad dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, yang disiarkan secara daring, Minggu.
"Reagen ini nanti malam akan kita terima dan saat itu juga kita distribusikan ke seluruh laboratorium jejaring," katanya.
Tidak hanya menambah jumlah reagen, Achmad mengatakan pemerintah akan menambah jumlah laboratorium, yang saat ini berjumlah 35 laboratorium aktif.
Achmad Yurianto mengemukakan penanganan COVID-19 di bidang kesehatan dilakukan melalui dua mekanisme pendekatan, yaitu pengelolaan COVID-19 di pra-rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk memutus penularan dengan mengedukasi masyarakat, menjaga jarak fisik saat berkomunikasi, tetap tinggal di rumah memakai masker sampai melaksanakan isolasi mandiri, baik perorangan maupun kelompok, serta menerapkan PSBB.
Upaya ini akan diperkuat dengan penelusuran kontak dekat, kontak tracing dari kasus positif yang dikonfirmasi dirawat di rumah sakit. Kegiatan kontak tracing ini akan dilakukan oleh dinas kesehatan setempat yang dibantu aparat.
"Keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada peran serta masyarakat, kerja sama semua perangkat dari tingkat RT, RW, desa, untuk bergotong royong dalam semangat saling melindungi," ujar Achmad.
Selain pengelolaan sebelum rumah sakit, Achmad menerangkan penanganan COVID-19 juga berfokus pada pengelolaan rumah sakit. "Dengan mengupayakan secara maksimal, penderita COVID-19 mendapatkan layanan yang terbaik dan petugas kesehatan yang melayaninya pun juga terlindung dari kemungkinan penularan COVID-19 dari pasien yang dirawat," katanya.
Achmad mengatakan pemerintah akan terus menata pemanfaatan rumah sakit, baik rumah sakit darurat maupun rumah sakit rujukan. Rumah sakit darurat tidak hanya dibentuk di tingkat pusat, seperti Wisma Atlet, di Pulau Galang, tetapi juga sudah banyak yang dibentuk oleh pemerintah daerah.
Sementara, rumah sakit rujukan untuk penanganan penderita COVID-19 yang membutuhkan perawatan intensif dengan berbagai alat yang dibutuhkan, pemerintah akan terus mendatangkan dan memenuhi semua kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis.
Pemerintah juga menanggung semua perawatan pasien COVID-19, serta menyiapkan insentif tambahan untuk kerja keras tenaga kesehatan. "Ini yang harus kita pahami bahwa kita mampu melaksanakan ini secara bersama-sama dengan bergotong royong," ujar Achmad.