Bogor (ANTARA) - Sebanyak 234 spesies dari 1.599 jenis burung di Tanah Air terancam punah, kata Henny Sembiring, Kepala Komunikasi dan Pengembangan Bisnis Burung Indonesia di Bogor (24/7).
Berdasarkan pengamatan Perhimpunan Pemerhati Burung Liar Indonesia pada tahun 2009, kata Henny, jumlah burung di dunia sekitar 10.000 spesies, dan 1.599 jenis di antaranya terdapat di Indonesia dengan 353 jenis buruk endemik.
"Indonesia memiliki 1.599 jenis burung, atau peringkat keempat di dunia. Tapi, dari 1.599 spesies itu, 234 jenis di antaranya terancam punah," kata Henny M. Sembiring.
Dia menjelaskan 234 spesies burung yang terancam punah itu terdiri atas 117 jenis terancam punah, 17 jenis kritis, 30 jenis genting, dan 70 jenis rentan.
Menurut Henny, kerusakan lingkungan berdampak pada punahnya burung itu, di samping ulah manusia yang melakukan perburuan unggas tersebut.
"Rusaknya lingkungan membuat burung berpindah ke tempat lain mencari tempat perlindungan yang lebih aman," ujarnya.
Diakatakan, makin banyaknya pertumbuhan pembangunan mengurangi jumlah ruang terbuka hijau sebagai tempat tinggal burung-burung itu.
Burung adalah binatang sensitif terhadap lingkungan. Burung memiliki kebutuhan dasar untuk tempat mencari makan, tempat berlindung dan tempat berkembang biak, katanya.
"Burung-burung akan berimigrasi bila tempat tinggalnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan dasarnya," kata Henny.
Dia mencontohkan di Kota Bogor. Jenis burung-burung air yang biasa menempati Kali Ciliwung sudah tidak terlihat lagi sejak setahun terakhir ini, seperti jenis mandar, raja udang, dan cekakak jawa.
"Saat ini kita sudah jarang sekali melihat burung-burung air yang biasa mendiami Kali Ciliwung. Kondisi ini karena kualitas kali sudah tidak bagus lagi, burung-burung sudah tidak mau menetap lagi," kata Henny.
Dia mengatakan ancaman kepunahan juga terjadi di Kebun Raya Bogor. Dia lantas mengutip pernyataan peneliti LIPI Siti Priyono pada sebuah seminar yang diseselenggarakan belum lama ini, bahwa pada tahun 1950 terdapat 150 jenis burung di Kebun Raya Bogor.
"Sekarang jenis burung di Kebun Raya Bogor tinggal 90 spesies," katanya.
Dia menegaskan bahwa burung merupakan bagian dari ekosistem. Karena itu, hilangnya burung akan memengaruhi mata rantai kehidupan. Dan, kondisi ini sangat tidak baik untuk kelangsungan hidup manusia.
Hilangnya jenis burung, kata dia, dapat menjadi pertanda bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat bahwa kondisi lingkungan sudah tidak baik lagi.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati paling besar. Namun sayangnya, karena masyarakat tidak pandai menjaganya, maka Indonesia menjadi negara nomor satu paling terancam kepunahan keanekaragaman hayatinya.
Henny mengimbau masyarakat lebih peduli terdapat ancaman kepunahan tersebut dengan menjaga kelestarian lingkungan dan menghentikan perburuan terhadap burung tersebut.
Perhimpunan Pemerhati Burung Liar Indonesia yang peduli dengan burung melakukan berbagai kegiatan dan sosialisasi untuk melindungi ekosistem burung.
Berbagai pengamatan telah mereka lakukan, misalnya, dengan mengidentifikasi dan mendokumentasikan jenis-jenis burung di Indonesia. Melalui kegiatan ini, dapat memberikan referensi tentang jenis-jenis burung yang terdapat di Indonesia. (*)