Mataram (ANTARA) - "World Food Programme" atau Program Pangan Dunia bersama PT Unilever Indonesia mengkampanyekan penganekaragaman pangan dan cuci tangan di 415 sekolah di Nusa Tenggara Barat.
"Kampanye itu bertujuan memperkenalkan sejak dini kepada siswa sekolah dasar atau madrasah tentang penganekaragaman konsumsi pangan dan pentingnya mencuci tangan dengan sabun," kata Kepala Kantor World Food Programme (WFP) Perwakilan Mataram Anthonius Rahardjo, di Mataram, Selasa.
WFP adalah organisasi yang memprogramkan bantuan pangan bersama antarnegara, dibentuk oleh PBB pada 1963 dan diawasi Organisasi Pangan Dunia (FAO).
PT Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan "go public" di Indonesia yang memproduksi sabun dan produk makanan dan minuman.
Anthonius menyebutkan ratusan sekolah dasar atau madrasah yang akan dijadikan lokasi kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan itu seluruhnya berada kabupaten/kota di wilayah Pulau Lombok, yakni Kabupaten Lombok Barat sebanyak 37 sekolah, Lombok Utara 20 sekolah, Lombok Tengah 181 sekolah dan Lombok Timur 213 sekolah.
Sekolah-sekolah yang dijadikan sebagai lokasi kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan tersebut adalah sekolah dasar atau madrasah yang dinilai memiliki komitmen kuat untuk mendukung upaya menuju ketahanan pangan dan sekolah sehat.
"Selain di sekolah-sekolah, kampanye juga dilakukan di 591 pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang ada di empat kabupaten di Pulau Lombok," katanya.
Kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan, kata Anthonius, sudah digelar sejak Juli 2010 dan akan berakhir pada Desember 2010.
Kampanye itu tidak hanya melibatkan WFP dan Uniliver, tetapi juga melibatkan instansi pemerintah yang terkait baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota, serta melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama di setiap desa yang sekolahnya menjadi lokasi kampanye.
"Seluruh lembaga pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang terlibat masuk dalam satu wadah yang disebut "working group" (kelompok kerja) kampanye pPenganekaragaman pangan dan cuci tangan WFP-Unilever," katanya.
Ia mengaku, pelaksanaan kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan tersebut mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan NTB, yang saat ini juga sebagai tim pembina usaha kesehatan sekolah.
Naskah nota kesepahaman yang sudah ditandatangi bersama pada 29 Juli 2010 menekankan untuk mendukung pelaksanaan kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan akan dilakukan dengan menggunakan alat multimedia.
Ruang lingkup kesepakatan juga membentuk "working group", memfasilitasi kegiatan operasional kelompok kerja yang sudah dibentuk, pengembangan strategi kampanye, penyelenggaraan kampanye dan penyebarluasan informasi.
"Jadi semua komponen yang terlibat dalam kampanye ikut bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan hingga evaluasi akhir. Semua itu sudah merupakan kesepakatan bersama," kata Anthonius.(*)
"Kampanye itu bertujuan memperkenalkan sejak dini kepada siswa sekolah dasar atau madrasah tentang penganekaragaman konsumsi pangan dan pentingnya mencuci tangan dengan sabun," kata Kepala Kantor World Food Programme (WFP) Perwakilan Mataram Anthonius Rahardjo, di Mataram, Selasa.
WFP adalah organisasi yang memprogramkan bantuan pangan bersama antarnegara, dibentuk oleh PBB pada 1963 dan diawasi Organisasi Pangan Dunia (FAO).
PT Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan "go public" di Indonesia yang memproduksi sabun dan produk makanan dan minuman.
Anthonius menyebutkan ratusan sekolah dasar atau madrasah yang akan dijadikan lokasi kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan itu seluruhnya berada kabupaten/kota di wilayah Pulau Lombok, yakni Kabupaten Lombok Barat sebanyak 37 sekolah, Lombok Utara 20 sekolah, Lombok Tengah 181 sekolah dan Lombok Timur 213 sekolah.
Sekolah-sekolah yang dijadikan sebagai lokasi kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan tersebut adalah sekolah dasar atau madrasah yang dinilai memiliki komitmen kuat untuk mendukung upaya menuju ketahanan pangan dan sekolah sehat.
"Selain di sekolah-sekolah, kampanye juga dilakukan di 591 pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang ada di empat kabupaten di Pulau Lombok," katanya.
Kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan, kata Anthonius, sudah digelar sejak Juli 2010 dan akan berakhir pada Desember 2010.
Kampanye itu tidak hanya melibatkan WFP dan Uniliver, tetapi juga melibatkan instansi pemerintah yang terkait baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota, serta melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama di setiap desa yang sekolahnya menjadi lokasi kampanye.
"Seluruh lembaga pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang terlibat masuk dalam satu wadah yang disebut "working group" (kelompok kerja) kampanye pPenganekaragaman pangan dan cuci tangan WFP-Unilever," katanya.
Ia mengaku, pelaksanaan kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan tersebut mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan NTB, yang saat ini juga sebagai tim pembina usaha kesehatan sekolah.
Naskah nota kesepahaman yang sudah ditandatangi bersama pada 29 Juli 2010 menekankan untuk mendukung pelaksanaan kampanye penganekaragaman konsumsi pangan dan cuci tangan akan dilakukan dengan menggunakan alat multimedia.
Ruang lingkup kesepakatan juga membentuk "working group", memfasilitasi kegiatan operasional kelompok kerja yang sudah dibentuk, pengembangan strategi kampanye, penyelenggaraan kampanye dan penyebarluasan informasi.
"Jadi semua komponen yang terlibat dalam kampanye ikut bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan hingga evaluasi akhir. Semua itu sudah merupakan kesepakatan bersama," kata Anthonius.(*)