Banjarmasin (ANTARA) - Salman, seorang remaja yang tinggal di pesisir Desa Sungai Dua Laut RT 1 Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, punya bakat melukis luar biasa.

Melalui goresan pensil di tangannya, remaja putus sekolah yang kini bekerja sebagai penyadap karet ini telah menciptakan karya emas dengan melukis wajah banyak tokoh terkenal.

Ditemui Antara di rumah sederhananya pada Ahad, Salman mengaku memang senang menggambar dari kecil. Hobi itu ditekuni serius sejak tak lagi sekolah pada 2016.

"Kalau tidak ada kerjaan di rumah saya lebih banyak menggambar," ucapnya.

Ada banyak wajah tokoh terkenal yang sudah dilukis pemuda 20 tahun itu. Di antaranya Presiden Joko Widodo, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Ustadz Abdul Somad, presenter berita Najwa Shihab hingga pesepakbola dunia Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Hanya bermodalkan pensil dan penghapus, putra dari pasangan Muhammad Albazis dan Siti Samawiah itu dapat melukis wajah orang dengan sangat detail dan nyaris serupa aslinya. Lukisan wajah Ketum BPP HIPMI Mardani H Maming yang dibuat Salman. (ANTARA/Firman)

Bakat emas Salman pun mendapat perhatian dari Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H Maming.

Sebagai putra daerah "Bumi Bersujud" Tanah Bumbu, Mardani ingin sekali membantu pemuda dari tanah kelahirannya. Dia tak ingin tangan ajaib Salman menjadi sia-sia lantaran tak terus diasah.

Apalagi ketika mengetahui Salman tak lagi sekolah dikarenakan ketiadaan biaya, sontak Mardani mengutus perwakilannya dari Yayasan Haji Maming Enam Sembilan untuk menemui sang pemuda berbakat seni lukis tersebut.

Mardani berjanji membiayai pendidikan Salman yang diusulkan masuk Program Paket C termasuk diikutsertakan workshop lukis profesional di Pulau Jawa.

Mantan Bupati Tanah Bumbu itu ingin Salman punya masa depan cerah dengan pendidikan. Di samping menjadi pelukis profesional yang pada akhirnya bisa membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Salman dan orangtuanya tinggal di bibir pantai Desa Sungai Dua Laut yang kampungnya belum terjangkau jaringan internet. Semenjak lulus SMP tahun 2016, dia tak melanjutkan pendidikan dikarenakan ketiadaan biaya. Sang ayah hanyalah guru mengaji di kampung dan Salman sesekali ikut ayahnya menyadap karet untuk menopang ekonomi keluarga.  

Pewarta : Firman
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024