Indonesia diharapkan bisa kembangkan IP dari pelukis Tanah Air

id kekayaan intelektual karya seni,pameran multisensori,Angela Tanoesoedibjo

Indonesia diharapkan bisa kembangkan IP dari pelukis Tanah Air

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dalam acara pembukaan pameran Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis (6/7/2023) (ANTARA/Suci Nurhaliza)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo berharap Indonesia dapat mengembangkan intellectual property (IP) atau kekayaan intelektual dari para pelukis Tanah Air, seperti yang dilakukan pada IP pelukis ternama dunia Vincent Van Gogh.

"Harapannya, karena Indonesia juga punya para pelukis handal, siapa tahu kita bisa bersama-sama mengembangkan IP pelukis-pelukis kita," kata Angela dalam acara pembukaan resmi Van Gogh Alive di Jakarta, Kamis.

Sebagai informasi, Van Gogh Alive merupakan pameran seni multisensori yang menampilkan mahakarya Vincent Van Gogh. Pameran tersebut menawarkan pengalaman imersif sehingga pengunjung dapat merasakan seolah-olah masuk ke dalam karya sang seniman.

Menurut Angela, Indonesia juga bisa melakukan hal serupa untuk mengapresiasi karya seni pelukis Tanah Air dan memperkenalkan karya mereka tak hanya ke masyarakat dalam negeri tapi juga luar negeri. "Kita bisa mengenalkan karya-karya mereka tak hanya di Indonesia tapi juga dunia, kita bisa lakukan bersama-sama. Ada Raden Saleh, Affandi, banyak sekali yang bisa kita kembangkan ke depannya," ujar Angela.

Adapun mengenai konsep multisensori yang diusung dalam pameran Van Gogh Alive, Angela mengatakan hal tersebut sangat penting untuk menarik minat pengunjung terutama anak-anak muda termasuk anak sekolah. Selain itu, ia pun yakin konsep multisensori dapat lebih menyenangkan dan mengena ke hati pengujung. Sehingga, konsep tersebut bisa diterapkan juga untuk mengapresiasi karya-karya pelukis Tanah Air.

"Mungkin kalau lukisan saja, mungkin butuh pengalaman atau maturitas. Tapi dengan konsep ini, saya yakin bisa lebih kena ke anak-anak sekolah, ke anak-anak muda, untuk bisa lebih menghargai karya-karya seni ke depannya," kata Angela.

Baca juga: Pameran seni FIB Unair-Komunitas Adhicipta beri edukasi budaya
Baca juga: Reva Adhitama dari koki banting setir jadi pelukis

Sependapat dengan Angela, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah juga mengatakan hal serupa. "Indonesia juga kaya dengan pelukis, jadi ini membuat satu ide. Tadi bu wakil menteri menyatakan agar mulai dipikirkan seperti Raden Saleh, Affandi, dan yang lainnya untuk bisa dibuat immersive live begini. Menurut saya juga mungkin kita awalnya belajar dulu dari Van Gogh," ujar Budi.