Jakarta (ANTARA) - Naila Novaranti mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai satu-satunya wanita asli Indonesia yang mendunia, karena mampu memecahkan rekor paling cepat menaklukkan tujuh benua dengan terjun payung.
"Untuk anda Naila Novaranti, ini rekor dunia dan bukan rekor Indonesia, karena sampai saat ini kami belum tahu ada seorang perempuan penerjun payung yang lebih banyak terjun seperti anda. Kami belum tahu," kata Pendiri MURI Jaya Suprana ketika memberikan penghargaan kepada Naila Novaranti melalui zoom meeting di Jakarta, Senin.
Jaya Suprana berani mengklaim rekor dunia ini adalah milik Naila dan sampai nanti jika ada yang membuktikan kalau dia lebih dari anda. Terutama dia adalah seorang penerjun, khususnya seorang perempuan. Dia harus terjun di benua yang lokasinya lebih banyak dari Naila.
Rekor dunia piagam penghargaan MURI tambah Jaya, dianugerahkan atas rekor perempuan penerjun yang menyelesaikan tujuh benua dalam rentan waktu tercepat.
Sementara Naila Novaranti mengungkapkan bangga atas raihan penghargaan rekor berskala dunia dari MURI. Dan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh penerjun Indonesia yang selama ini selalu mendukungnya.
"Saya berterima kasih sekali baik moral atau apapun terutama kepada Pen Kopassus yang selalu mengoreksi untuk foto-foto dan video kegiatan saya selama jadi penerjun dan atas dukunganya. Pada intinya untuk semua penerjun Indonesia saya berharap bisa turut memajukan penerjun Indonesia dan membawa nama Indonesia di kancah dunia," ungkap Naila Novaranti.
Naila juga bersyukur dan mengungkapkan, penghargaan ataupun penghormatan itu sangat berarti buat dirinya. Artinya, yang ia lakukan menjalani training dan untuk penerjun payung lainnya selama ini tidak sia-sia kerja kerasnya meski ada saja kendala dan tantangannya.
"Di Indonesia itu kendalanya untuk terjun payung adalah pesawat, karena harus pinjam sana-sani. Jadi pesawat untuk terjun itu sangat sulit mencapai target ataupun mencari prestasi. Meski demikian tak menghalangi saya untuk terus mengukir prestasi," pungkas Naila.
Naila menyelesaikan aksi terjun payung di 7 benua pada 5 Desember 2019 di Benua paling dingin Antartika dengan mengibarkan Bendera Merah Putih di Benua Antartika dari ketinggian 13.500 kaki (4.114 m).
Sebelum aksi ini juga pada 16 November 2018, Naila pernah menaklukkan ketinggian Gunung Everst di Nepal.
Sebelum menerima rekor MURI ini, Naila Novaranti sebenarnya sudah beberapa kali menerima penghargaan atas pencapain kiprahnya aksi terjun payung di 7 benua ini dengan waktu tercepat, yaitu penghargaan "Ikon Pancasila" dan meraih predikat "Women of The Year 2019" versi Her World Indonesia.
"Untuk anda Naila Novaranti, ini rekor dunia dan bukan rekor Indonesia, karena sampai saat ini kami belum tahu ada seorang perempuan penerjun payung yang lebih banyak terjun seperti anda. Kami belum tahu," kata Pendiri MURI Jaya Suprana ketika memberikan penghargaan kepada Naila Novaranti melalui zoom meeting di Jakarta, Senin.
Jaya Suprana berani mengklaim rekor dunia ini adalah milik Naila dan sampai nanti jika ada yang membuktikan kalau dia lebih dari anda. Terutama dia adalah seorang penerjun, khususnya seorang perempuan. Dia harus terjun di benua yang lokasinya lebih banyak dari Naila.
Rekor dunia piagam penghargaan MURI tambah Jaya, dianugerahkan atas rekor perempuan penerjun yang menyelesaikan tujuh benua dalam rentan waktu tercepat.
Sementara Naila Novaranti mengungkapkan bangga atas raihan penghargaan rekor berskala dunia dari MURI. Dan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh penerjun Indonesia yang selama ini selalu mendukungnya.
"Saya berterima kasih sekali baik moral atau apapun terutama kepada Pen Kopassus yang selalu mengoreksi untuk foto-foto dan video kegiatan saya selama jadi penerjun dan atas dukunganya. Pada intinya untuk semua penerjun Indonesia saya berharap bisa turut memajukan penerjun Indonesia dan membawa nama Indonesia di kancah dunia," ungkap Naila Novaranti.
Naila juga bersyukur dan mengungkapkan, penghargaan ataupun penghormatan itu sangat berarti buat dirinya. Artinya, yang ia lakukan menjalani training dan untuk penerjun payung lainnya selama ini tidak sia-sia kerja kerasnya meski ada saja kendala dan tantangannya.
"Di Indonesia itu kendalanya untuk terjun payung adalah pesawat, karena harus pinjam sana-sani. Jadi pesawat untuk terjun itu sangat sulit mencapai target ataupun mencari prestasi. Meski demikian tak menghalangi saya untuk terus mengukir prestasi," pungkas Naila.
Naila menyelesaikan aksi terjun payung di 7 benua pada 5 Desember 2019 di Benua paling dingin Antartika dengan mengibarkan Bendera Merah Putih di Benua Antartika dari ketinggian 13.500 kaki (4.114 m).
Sebelum aksi ini juga pada 16 November 2018, Naila pernah menaklukkan ketinggian Gunung Everst di Nepal.
Sebelum menerima rekor MURI ini, Naila Novaranti sebenarnya sudah beberapa kali menerima penghargaan atas pencapain kiprahnya aksi terjun payung di 7 benua ini dengan waktu tercepat, yaitu penghargaan "Ikon Pancasila" dan meraih predikat "Women of The Year 2019" versi Her World Indonesia.