Palembang, (ANTARA) - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , Anwar Nasution, menyatakan akibat pinjaman uang dari Bank Dunia untuk membangun jalan dikorupsi, semua jalan di Indonesia aspalnya tidak mulus dan cepat rusak.
"Di samping itu akibat korupsi juga , anak cucu kita jadi babu di Malaysia, punya kebun juga milik orang Malaysia," kata Anwar Nasution, pada dialog publik "Mendorong terciptanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara/daerah" di Palembang, Kamis.
Katanya, lihat saja China, karena rakyatnya kerja keras, televisi, sepeda motor,telepon genggam dan mesin cuci yang digunakan semua buatan China. Itu hanya bisa dilakukan kalau ada pendidikan yang bagus dan berkualitas.
"Sedangkan kita ada Al-Qur`an, hanya iqro` hanya baca saja, sementara pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan, banyak gedung sekolah dasar ketika hujan lebat, banjir, demikian juga rumah sakit-nya, kalau mau berobat ke luar negeri bukan ke Rumah Sakit Umum Palembang, karena mutu pelayanan buruk, sehingga mengurangi devisa kita," katanya pula.
Demikian halnya, bagaimana mau membayar hutang, kalau rupiah hanya laku batas Bandara Cengkareng, karena di luar tidak laku, termasuk kalau naik haji tidak bisa membeli minuman mineral, kata Anwar Nasution.
"Sekarang setelah reformasi, kita tidak mau pinjam dengan bank luar negeri/IMF, diupayakan pinjaman langsung dari pasar internasional," katanya pula.(*)
"Di samping itu akibat korupsi juga , anak cucu kita jadi babu di Malaysia, punya kebun juga milik orang Malaysia," kata Anwar Nasution, pada dialog publik "Mendorong terciptanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara/daerah" di Palembang, Kamis.
Katanya, lihat saja China, karena rakyatnya kerja keras, televisi, sepeda motor,telepon genggam dan mesin cuci yang digunakan semua buatan China. Itu hanya bisa dilakukan kalau ada pendidikan yang bagus dan berkualitas.
"Sedangkan kita ada Al-Qur`an, hanya iqro` hanya baca saja, sementara pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan, banyak gedung sekolah dasar ketika hujan lebat, banjir, demikian juga rumah sakit-nya, kalau mau berobat ke luar negeri bukan ke Rumah Sakit Umum Palembang, karena mutu pelayanan buruk, sehingga mengurangi devisa kita," katanya pula.
Demikian halnya, bagaimana mau membayar hutang, kalau rupiah hanya laku batas Bandara Cengkareng, karena di luar tidak laku, termasuk kalau naik haji tidak bisa membeli minuman mineral, kata Anwar Nasution.
"Sekarang setelah reformasi, kita tidak mau pinjam dengan bank luar negeri/IMF, diupayakan pinjaman langsung dari pasar internasional," katanya pula.(*)