Mataram (ANTARA) - Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menyiapkan 1.000 prajurit dari Zeni TNI AD untuk membantu pemerintah menyelesaikan sisa pembangunan rumah tahan gempa (RTG) di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Pasukan kami sudah siap. Semuanya seribu orang ada di Lombok Utara, mereka yang kami kerahkan," kata Danrem Ahmad Rizal di Mataram, Kamis.
Dikatakan Danrem bahwa masa transisi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok 2018 telah diperpanjang sampai 31 Desember 2020.
Perpanjangan itu sesuai dengan Inpres Nomor 7/2020 tentang Percepatan Penyelesaian Perbaikan dan Pembangunan Kembali Rumah Masyarakat pada Wilayah Terdampak Bencana Gempa Bumi di NTB.
"Dengan adanya inpres ini, jadi bisa segera dicairkan, segera beli material, segera dibangun," ujarnya.
Dari tenggat waktu yang ada, tersisa 17.000 unit RTG belum selesai. Sebagian besar dari jumlah, menyisakan RTG untuk kategori rusak sedang.
Oleh karena itu, Danrem Ahmad Rizal memerintahkan seluruh komandan sektor yang wilayahnya masih ada RTG belum selesai untuk segera mengambil tindakan.
"Saya minta dandim di wilayah terdampak untuk segera action. Sprin (surat perintahkan)-kan PPK, fasilitator, tindak lanjuti pencairan bank," kata Brigjen TNI Ahmad Rizal.
Begitu pula, untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan oleh masing-masing kelompok masyarakat (pokmas). Kini, kata Danrem, prosesnya lebih ringkas karena LPJ sudah berada di bawah koordinasi kepala pelaksana BPBD kabupaten/kota terdampak.
"Saya harapkan sesuai dengan rencana September nanti sudah tuntas," ucapnya.
Berdasarkan data BPBD NTB tertanggal 25 Agustus 2020, dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok 2018 yang sudah disalurkan sebesar Rp5,681 triliun.
Ada sebanyak 202.831 rumah rusak akibat gempa sudah selesai diperbaiki dengan perincian: 67.987 rusak berat; 30.787 rusak sedang; dan 104.057 rusak ringan.
Adapun yang masih dalam pengerjaan sebanyak 10.909 unit. Jumlah tersebut terdiri atas 6.720 rumah rusak berat; 1.655 rumah rusak sedang; dan 2.534 rumah rusak ringan.
"Pasukan kami sudah siap. Semuanya seribu orang ada di Lombok Utara, mereka yang kami kerahkan," kata Danrem Ahmad Rizal di Mataram, Kamis.
Dikatakan Danrem bahwa masa transisi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok 2018 telah diperpanjang sampai 31 Desember 2020.
Perpanjangan itu sesuai dengan Inpres Nomor 7/2020 tentang Percepatan Penyelesaian Perbaikan dan Pembangunan Kembali Rumah Masyarakat pada Wilayah Terdampak Bencana Gempa Bumi di NTB.
"Dengan adanya inpres ini, jadi bisa segera dicairkan, segera beli material, segera dibangun," ujarnya.
Dari tenggat waktu yang ada, tersisa 17.000 unit RTG belum selesai. Sebagian besar dari jumlah, menyisakan RTG untuk kategori rusak sedang.
Oleh karena itu, Danrem Ahmad Rizal memerintahkan seluruh komandan sektor yang wilayahnya masih ada RTG belum selesai untuk segera mengambil tindakan.
"Saya minta dandim di wilayah terdampak untuk segera action. Sprin (surat perintahkan)-kan PPK, fasilitator, tindak lanjuti pencairan bank," kata Brigjen TNI Ahmad Rizal.
Begitu pula, untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan oleh masing-masing kelompok masyarakat (pokmas). Kini, kata Danrem, prosesnya lebih ringkas karena LPJ sudah berada di bawah koordinasi kepala pelaksana BPBD kabupaten/kota terdampak.
"Saya harapkan sesuai dengan rencana September nanti sudah tuntas," ucapnya.
Berdasarkan data BPBD NTB tertanggal 25 Agustus 2020, dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok 2018 yang sudah disalurkan sebesar Rp5,681 triliun.
Ada sebanyak 202.831 rumah rusak akibat gempa sudah selesai diperbaiki dengan perincian: 67.987 rusak berat; 30.787 rusak sedang; dan 104.057 rusak ringan.
Adapun yang masih dalam pengerjaan sebanyak 10.909 unit. Jumlah tersebut terdiri atas 6.720 rumah rusak berat; 1.655 rumah rusak sedang; dan 2.534 rumah rusak ringan.