Semarang (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan jumlah korban tewas letusan Gunung Merapi yang mencapai 38 jiwa merupakan pelajaran agar Indonesia harus menjadi bangsa yang lebih rasional.

Dalam arahannya setelah mendengarkan paparan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo tentang penanganan letusan Gunung Merapi di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Selasa, Presiden menyayangkan jatuhnya korban jiwa akibat masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan bahaya yang dikeluarkan pemerintah.

"Andaikata masyarakat benar-benar mendengarkan apa yang disampaikan pemerintah, andaikata masyarakat kita semakin rasional," kata Presiden.

Menurut Presiden, masyarakat seharusnya mengunakan akal dan ilmu karena pemerintah pun mendasarkan peringatan bahaya tersebut pada ilmu.

Pemerintah pun, lanjut dia, memiliki kewajiban untuk menyampaikan peringatan bahaya terhadap suatu bencana dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

Apabila masyarakat mendengarkan imbauan tersebut, lanjut Presiden, tentunya banyak korban yang dapat diselamatkan.

"Ini pelajaran yang besar agar kita menjadi bangsa yang rasional, punya keimanan kepada Yang Maha Kuasa tapi juga mengerti bentuk perkara sesuatu atas dasar pemahaman secara ilmiah," tuturnya.

Dalam paparannya, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menyatakan penanganan situasi bencana berjalan lancar di lapangan karena pemerintah provinsi sudah siap dengan langkah sosialisasi serta koordinasi sejak Merapi berstatus waspada pada 20 September 2010.

Meskipun terdapat kekurangan, Bibit minta dimengerti bahwa dalam keadaan status darurat kondisi pengungsi di penampungan memang tidak bisa seratus persen sempurna.

Ia pun meminta dalam situasi darurat tidak ada pihak pun yang saling menyalahkan.(*)




Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024