Mataram, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menginginkan agar observatorium magnetik Lombok bisa menjadi salah satu simbol wisata daerah yang mampu menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah itu.

         Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Lombok Tengah, Junaidi Najmuddin, usai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pembangunan observatorium magnetik Lombok antara Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, dengan Universitas Mataram (Unram) dan The Helmholtz Zentum Postdam Deutsches Geoforschungs Zentrum (GFZ) Jerman, di Mataram (3/11).

         "Kami berharap observatorium magnetik Lombok ini bisa menjadi simbol wisata kebanggaan, selain Bandara Internasional Lombok (BIL) dan kawasan wisata dunia yang akan dibangun di pantai selatan Lombok Tengah," katanya.

        observatorium adalah  gedung yang dilengkapi alat-alat (teleskop, teropong bintang) untuk keperluan pengamatan dan penelitian ilmiah tentang bintang dan lainnya.

         Ia mengatakan, pihaknya menyediakan lahan seluas satu hektare di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, sebagai lokasi pembangunan observatorium magnetik Lombok. Penyediaan lahan tersebut sebagai bagian dari kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Unram dan GFZ Jerman.

         Selain sebagai simbol kebanggaan masyarakat Lombok Tengah, kata Junaidi, keberadaan observatorium magnetik Lombok tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Lombok Tengah.

         Kondisi Kabupaten Lombok Tengah saat ini membutuhkan sentuhan pembangunan dari berbagai bidang, sehingga mampu berdiri sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia, khususnya di NTB.

         "Saya berharap dengan adanya observatorium magnetik Lombok, bisa menjadikan masyarakat Lombok Tengah menjadi masyarakat yang sejahtera dan berbasis keilmuan," katanya.

         Rektor Unram Prof. H. Sunarpi, mengatakan pihaknya juga menginginkan agar observatorium magnetik Lombok yang akan dibangun mulai November 2010 hingga Agustus 2011 bisa menjadi salah satu obyek wisata ilmiah di Indonesia.

         Menurut dia, keberadaan gedung pengamatan magnetik bumi ini bisa dimanfaatkan tidak saja oleh kalangan mahasiswa dan dosen, melainkan kalangan siswa mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

         "Observatorium magnetik Lombok ini bisa dijadikan sebagai salah satu pusat studi ilmiah karena didukung peralatan canggih bantuan dari Jerman. Apalagi semua data yang dihasilkan nantinya masuk dalam jaringan informasi geomagnetik internasional," katanya. (*)

 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024