Mataram (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, merespon keinginan para petani jambu mete di daerahnya yang ingin melakukan peremajaan tanaman yang sudah berusia puluhan tahun sehingga kurang produktif.

Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Utara, Heryanto, di Lombok Utara, Rabu, mengatakan jambu mete menjadi salah satu komoditas perkebunan yang bisa diandalkan para petani untuk menopang perekonomiannya di masa pandemi COVID-19 saat ini.

"Petani masih bisa bertahan di tengah pandemi ini karena adanya jambu mete. Namun tanaman mereka perlu diremajakan karena produktivitasnya sudah tidak maksimal," katanya.

Ia mengatakan aspirasi para petani yang disampaikan langsung saat melakukan pertemuan beberapa waktu lalu akan diakomodir pada tahun 2021. Pihaknya juga sudah merumuskan rencana peremajaan tanaman tersebut.

Selain jambu mete, kata dia, tanaman perkebunan lainnya, seperti kelapa dan mangga juga menjadi perhatian. Sebab, komoditas tersebut juga menjadi unggulan daerah yang bisa memberikan dampak ekonomi bagi para petani.

"Kami akan upayakan agar peremajaan tanaman perkebunan unggulan bisa terealisasi tahun depan. Kami sedang merumuskan mengenai bibit unggul dan kebutuhan lainnya," kata Heryanto.

Zulyadaini, salah seorang anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Lombok Utara, mengaku sudah bertemu langsung dengan Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Utara, untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi saat ini.

Selain jambu mete, kata dia, pihaknya juga menginginkan agar pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap kondisi tanaman perkebunan lain, seperti kakao, kelapa dan mangga. Sebab, ketiga jenis komoditas tersebut usianya sudah tergolong tua dan kurang produktif hasilnya.

"Pohon jambu mete di Kabupaten Lombok Utara rata-rata sudah berusia 35 tahun. Jadi wajar jika harus diremajakan. Begitu juga dengan pohon mangga, kakao dan kelapa," tutur Zulyadaini.

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024