Mataram, 3/1 (ANTARA) - Sejumlah kampung nelayan di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat  tergenang air laut pasang yang terjadi sejak Senin sore.
        
         Menurut pantauan di perkampungan nelayan yang tergenang air laut setinggi lima centimeter tersebut adalah Kampung Bagek Kembar, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kampung Melayu, Pondok Prasi dan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
         Air laut yang memasuki perkampungan tersebut memang belum terlalu membahayakan, namun masyarakat mengkhawatirkan gelombang pasang semakin tinggi akibat kondisi cuaca yang semakin buruk di wilayah perairan laut.
         Sejumlah nelayan di Kampung Pondok Prasi Ampenan, tampak sibuk mengikat perahu satu dengan yang lain untuk mencegah perahu-perahu mereka hanyut terseret air ke tengah laut.
         Mereka juga mengaku tidak berani melaut untuk mencari ikan sejak awal Desember 2010. Bahkan mereka pasrah jika sewaktu-waktu air pasang menghantam rumah mereka yang jaraknya hanya beberapa meter dari bibir pantai.
         "Kami pasrah dengan kondisi seperti ini. Gelombang tinggi sering terjadi setiap tahun dan ini sudah biasa bagi kami. Kalau mati karena air laut itu sudah nasib kami sebagai nelayan yang tinggal di pinggir pantai," kata Salmah, warga Kampung Pondok Prasi, yang sedang memantau kondisi cuaca buruk di pinggir pantai.
         Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Mataram, Husnan, mengakui bahwa sejumlah kampung nelayan memang sudah digenangi air laut yang sedang dalam kondisi pasang.
         Para nelayan yang tinggal di pinggir pantai dan berpotensi terkena dampak gelombang air laut yang dinilai sudah cukup tinggi sudah dievakuasi sejak satu bulan lalu ke rumah keluarganya yang relatif jauh dari pinggir pantai.
         "Gelombang laut cukup tinggi disertai angin kencang  terjadi sejak satu bulan lalu. Kami sudah minta warga yang tinggal di pinggir pantai mengungsi sementara ke rumah keluarganya yang dinilai aman, yang menjaga rumah hanya kepala keluarga untuk menjaga kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
         Ia mengaku, anggota Tagana Kota Mataram yang berjumlah 50 orang sudah siaga. Sebagian sudah ditempatkan di titik-titik yang tergenang air laut. Pengawasan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar aman.
         "Sampai malam kami tetap siaga. Bahkan wali kota dan para pejabat penting ikut siaga di lokasi yang tergenang air laut. Pemerintah Kota Mataram juga sedang mendata nelayan yang akan menerima bantuan bahan makanan," ujarnya.(*)




Keterangan Foto: Seorang warga membuat tanggul pasir mengelilingi perahu di Lingkungan Bagek Kembar, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Mataram, NTB, Senin (3/1). Angin kencang disertai gelombang terjadi sejak siang dan mengenai 25 rumah yang dihuni 30 KK, sementara menurut keterangan BMKG Selaparang ketinggian gelombang di perairan selatan NTB sepekan kedepan akan mencapai 2,5-3 meter. FOTO ANTARA/Budi Afandi/ed/ama/10



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024