Jakarta, 16/1 (ANTARA) - Asosiasi biro perjalanan wisata Indonesia (Asita) berpendapat branding pariwisata Indonesia yang baru yakni "Wonderful Indonesia" yang telah diluncurkan akhir 2010 oleh pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata masih kurang sosialisasi.
"Kami sebagai pelaku usaha pariwisata justru belum banyak yang mendengar tentang branding baru kita. Ini menandakan masih sangat kurang sosialisasi," kata Ketua Umum Asita DIY, Edwin Ismedi Himna, dalam perbincangannya dengan ANTARA di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, dari sisi pilihan kata, Wonderful Indonesia terbilang cukup bagus dan tidak kalah dengan branding pariwisata negara-negara tetangga, tetapi bila kurang disosialisasikan akan terasa percuma.
Menurut dia, sosialisasi atas branding baru tersebut mendesak dilakukan kepada kalangan pelaku bisnis pariwisata sekaligus masyarakat di tanah air.
"Sosialisasi harus segera dilakukan agar masyarakat dan pelaku bisnis di daerah bisa mengaplikasikannya," kata Edwin.
Dengan begitu, pilihan branding Wonderful Indonesia tidak hanya menjadi slogan semata yang hanya dikenal oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Senada disampaikan Wakil Ketua Umum Asita Bidang Humas, Jongky Adiyasa, yang mengatakan branding Wonderful Indonesia terbilang bagus dari sisi pilihan kata.
"Saya katakan Wonderful Indonesia itu bagus, memang itulah keunggulan pariwisata kita," kata Jongky Adiyasa.
Namun ia menyayangkan, branding pariwisata Indonesia selalu berubah-ubah sehingga mengesankan pemerintah tidak memiliki konsistensi dan tidak memiliki program pariwisata jangka panjang yang baik.
"Sekarang problem kami di lapangan bukan sekadar terletak pada branding tapi yang kami inginkan adalah bagaimana wisatawan yang datang bertambah banyak," katanya.
Untuk itu, menurut dia, mestinya pemerintah lebih fokus untuk menyusun regulasi yang memihak pada perkembangan pariwisata di tanah air, memberikan insentif dan kemudahan kepada pelaku usaha pariwisata dan memfasilitasi upaya promosi pariwisata.
Ia berpendapat, apapun branding pariwisata yang dipilih bila pemerintah mampu memberikan dukungan optimal terhadap sektor pariwisata maka pariwisata akan berkembang menjadi sektor yang menyejahterakan sekaligus menjadi sumber devisa negara yang menjanjikan.(*)