Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan penanaman sebanyak 56 hektare mangrove sebelum Hari Raya Idul Fitri 2021 di Provinsi Nusa Tengara Barat (NTB).
"Mangrove sangat berperan penting dalam kehidupan, mangrove merupakan penyerap karbon yang baik. Sebelum Lebaran, kami akan tanam 56 hektare mangrove di NTB," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, penanaman mangrove tersebut adalah dengan menggunakan bibit dari tempat pembibitan (nursery) di Desa Cendi Manik, Lombok Barat, NTB.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb Haeru Rahayu menerangkan bahwa Indonesia memiliki luas hutan mangrove 3,3 juta ha atau 21 persen dari luas hutan mangrove di dunia.
Saat ini, lanjutnya, luas mangrove Indonesia mengalami penurunan. Data satu peta mangrove mencatat 637.624 Ha (19,26 persen) dalam kondisi kritis atau penutupan tajuk kurang dari 60 persen.
"Rehabilitasi mangrove merupakan salah satu cara untuk memulihkan vegetasi mangrove di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, karena mangrove juga dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi, intrusi air laut, meminimalisir dampak dari bencana alam dan dampak perubahan iklim," jelas Tb Haeru.
Ia memaparkan program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) dilaksanakan sejak September 2020 dengan target penanaman mangrove seluas 15.000 hektare.
Kegiatan PKPM ini, menurut dia, melibatkan lebih dari 35 ribu orang atau bila dihitung dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.
Sejalan dengan RPJMN 2020-2024 rehabilitasi mangrove menjadi program prioritas KKP, dengan target penanaman mangrove seluas 1.800 ha dengan rincian pada 2020 seluas 200 ha dan 2021-2024 masing-masing 400 ha.
Namun, sejak pandemi, pada 2020, pemerintah menambah target luasan penanaman mangrove melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan padat karya sehingga pada 2020 KKP telah melaksanakan penanaman mangrove seluas 449 ha dari 200 ha yang ditargetkan. Sedangkan, pada 2021, KKP berencana menanam mangrove seluas 2.400 ha.
Sejak 2016, KKP bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengelola Ekowisata Mangrove Bagek Kembar untuk pemeliharaan ekosistem mangrove dan mengembangkannya menjadi ekowisata pilihan di Sekotong, Lombok Barat.
Hingga tahun ini, Bagek Kembar telah memiliki beberapa kegiatan ekowisata unggulan berupa program adopsi mangrove, pengamatan burung, penginapan, kuliner hingga penelitian.
"KKP telah berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata Bagek Kembar dengan penanaman 120.000 bibit mangrove seluas 12 ha, pembangunan menara pandang, pondok informasi dan gazebo," jelas Tebe.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menjelaskan pada 2020, KKP telah melakukan kegiatan pembibitan mangrove di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 500.000 bibit mangrove dengan melibatkan 150 orang tenaga kerja dan 4.500 HOK.
"Pada tahun 2021, KKP menargetkan kegiatan penanaman mangrove di NTB seluas 56 ha dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 233.300 bibit dan melibatkan tenaga kerja sebanyak 210 orang dan 2.041 HOK dan lokasi penanaman mangrove di NTB akan dilakukan di Kab Lombok Barat, Kab Sumbawa, Kab Dompu dan Kab Bima," katanya.
"Mangrove sangat berperan penting dalam kehidupan, mangrove merupakan penyerap karbon yang baik. Sebelum Lebaran, kami akan tanam 56 hektare mangrove di NTB," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, penanaman mangrove tersebut adalah dengan menggunakan bibit dari tempat pembibitan (nursery) di Desa Cendi Manik, Lombok Barat, NTB.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb Haeru Rahayu menerangkan bahwa Indonesia memiliki luas hutan mangrove 3,3 juta ha atau 21 persen dari luas hutan mangrove di dunia.
Saat ini, lanjutnya, luas mangrove Indonesia mengalami penurunan. Data satu peta mangrove mencatat 637.624 Ha (19,26 persen) dalam kondisi kritis atau penutupan tajuk kurang dari 60 persen.
"Rehabilitasi mangrove merupakan salah satu cara untuk memulihkan vegetasi mangrove di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, karena mangrove juga dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi, intrusi air laut, meminimalisir dampak dari bencana alam dan dampak perubahan iklim," jelas Tb Haeru.
Ia memaparkan program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) dilaksanakan sejak September 2020 dengan target penanaman mangrove seluas 15.000 hektare.
Kegiatan PKPM ini, menurut dia, melibatkan lebih dari 35 ribu orang atau bila dihitung dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.
Sejalan dengan RPJMN 2020-2024 rehabilitasi mangrove menjadi program prioritas KKP, dengan target penanaman mangrove seluas 1.800 ha dengan rincian pada 2020 seluas 200 ha dan 2021-2024 masing-masing 400 ha.
Namun, sejak pandemi, pada 2020, pemerintah menambah target luasan penanaman mangrove melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan padat karya sehingga pada 2020 KKP telah melaksanakan penanaman mangrove seluas 449 ha dari 200 ha yang ditargetkan. Sedangkan, pada 2021, KKP berencana menanam mangrove seluas 2.400 ha.
Sejak 2016, KKP bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengelola Ekowisata Mangrove Bagek Kembar untuk pemeliharaan ekosistem mangrove dan mengembangkannya menjadi ekowisata pilihan di Sekotong, Lombok Barat.
Hingga tahun ini, Bagek Kembar telah memiliki beberapa kegiatan ekowisata unggulan berupa program adopsi mangrove, pengamatan burung, penginapan, kuliner hingga penelitian.
"KKP telah berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata Bagek Kembar dengan penanaman 120.000 bibit mangrove seluas 12 ha, pembangunan menara pandang, pondok informasi dan gazebo," jelas Tebe.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menjelaskan pada 2020, KKP telah melakukan kegiatan pembibitan mangrove di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 500.000 bibit mangrove dengan melibatkan 150 orang tenaga kerja dan 4.500 HOK.
"Pada tahun 2021, KKP menargetkan kegiatan penanaman mangrove di NTB seluas 56 ha dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 233.300 bibit dan melibatkan tenaga kerja sebanyak 210 orang dan 2.041 HOK dan lokasi penanaman mangrove di NTB akan dilakukan di Kab Lombok Barat, Kab Sumbawa, Kab Dompu dan Kab Bima," katanya.