Mataram (ANTARA) - Memasuki 1 Ramadhan 1442 Hijriah bertepatan dengan tanggal 13 April 2021, semua umat muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh hikmah. Walaupun di tengah COVID-19 yang melanda dunia dan Indonesia yang belum menunjukkan tanda-tanda dan kemungkinan bakal bisa menurun.

Komitmen dan berbagai upaya telah dilakukan oleh segenap elemen masyarakat dan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona yang belum berujung. Mulai dari upaya pembatasan jadwal kegiatan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun berbagai aktivitas kegiatan yang ditunda.

Begitu juga dengan pembatasan menjalankan ibadah sholat tarawih secara berjamaah bagi umat Islam dengan tetap mentaati protokol kesehatan. Sudah dua kali Ramadhan umat Islam di Indonesia dan bahkan dunia menjalankan ibadah dengan ketentuan untuk menaati protokoler kesehatan. Misalnya jumlah jamaah yang tidak boleh melebihi kapasitas masjid, jamaah di sekitar masjid serta melarang acara-acara berbuka puasa yang melibatkan orang banyak.

Menguji tingkat kesadaran dan ketaatan terhadap pemerintah bagi umat muslim Indonesia di tengah pendemi COVID-19, menjadi dasar bagi pemerintah menetapkan beberapa aturan yang senantiasa melindungi dan menyelamatkan umat. Aturan yang berorientasi pada kemashlahatan umat pada umumnya.

Sejalan dengan komitmen pemerintah dan keikutsertaan berbagai elemen bangsa dan khususnya umat Islam di Indonesia dalam menjalankan ibadah Ramadhan dan ibadah lainnya, Meski dijalani di tengah krisis ekonomi sekalipun yang disebabkan oleh kondisi pendemi COVID-19 yang melanda Indonesia.

Tentu, kondisi ini menjadi rujukan bagi umat Islam di dunia. Bagaimana tidak, bisa dilihat dari sajian-sajian informasi melalui media dakwah sosial dan media digital yang menampilkan pesan-pesan moral yang mengajak dan memberikan spirit untuk tetap pada komitmen menjaga dan mentaati protokoler kesehatan.

Itulah wujud dari komitmen umat Islam di Indonesia yang ditampilkan oleh berbagai organisasi keagamaan, baik Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Nahdlatul Wathan serta organisasi sosial keagamaan lainnya yang ada di Indonesia. Organisasi keagamaan tersebut tampak satu suara dalam menjalankan dan mematuhi protokoler kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Informasi yang Optimistis

Mengapa penting sebuah informasi disajikan dan disampaikan kepada publik atau masyarakat di era keterbukaan ini? Hal tersebut sejalan dengan amanat UUD 1945 pasal 28 F yang berbunyi: “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan diri dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan mengunakan segala jenis saluran yang tersedia".

Begitu mudahnya orang dan lembaga menyajikan menyampaikan,menerima serta mengolah informasi yang ada di berbagai lembaga dan badan publik yang sejatinya dapat dikonsumsi dan dijadikan sebagai sumber pengetahuan atau sebagai modal sosial. Tentu informasi tersebut harus ditampilkan dengan nada yang optimis sehingga dapat menggerakkan dan membangkitkan spirit orang lain.

Informasi sendiri merupakan hasil dari pengelolahan data yang telah diberi makna yang memiliki arti tertentu. Informasi bisa juga diartikan sebagai media pengetahuan yang mana didapat dari suatu pembelajaran dan pengalaman. Contohnya data akan suatu penduduk di desa tertentu. Semua itu di sajikan dalam bentuk informasi yang sudah dikelola dari data kemudian di proses menjadi suatu informasi.

Informasi memang sangat penting sekali dan sangat dibutuhkan untuk kita dalam menambah wawasan dan pengetahuan, bukan hanya untuk para anak-anak yang sekolah saja ataupun para mahasiswa yang membutuhkan informasi. Akan tetapi informasi dibutuhkan oleh semua orang tanpa memandang yang namanya siapa dan usia berapa. Sebagai masyarakat kita memang harus rutin mengakses informasi sehingga tidak ketinggalan dengan wawasan dan pengetahuan. Tidak hanya itu, kita juga dapat melakukan diskusi atau sharing untuk menambah informasi. Karena informasi dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Semakin banyak informasi yang kita dapatkan semakin banyak pula perubahan untuk menjadi daerah yang lebih baik lagi ke depannya. Informasi itu dapat pula bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu, suatu informasi harus memiliki kualitas, mutu dan nilai informasi. Kualitas informasi dapat dilihat dari Authority (Kepemilikan). Suatu informasi akan dapat dipercaya oleh khalayak umum jika informasi tersebut ditandai dengan adanya keterangan secara jelas tentang kepemilikan suatu informasi yaitu adanya keterangan penyaji informasi.

Kedua yakni keakuratan. Suatu informasi dapat juga dilihat dari seorang penulisnya bagaimana cara dia mengolah data sehingga dapat menjadi informasi yang valid dan layak dikonsumsi. Suatu informasi tidak boleh menyesatkan. Informasi harus di sajikan dalam bentuk akurat atau benar dan penuh optimisme.

Dan ketiga yakni kebaruan. Informasi akan menjadi berkualitas jika informasi tersebut bersifat baru. Informasi harus di dapat secara cepat, maka dari itu dibutuhkan suatu teknologi yang mutakhir untuk mendapatkannya, mengelolanya serta mengirimkan suatu informasi tersebut.

Di dalam kehidupan yang sehari-hari kita jalankan, kita tidak dapat lepas dari informasi dapat diperoleh dari koran, televisi atau media yang lainnya. Semua itu penting untuk kita jadikan sebagai waawasan dan pengetahuan serta dapat juga mengurangi risiko kegagalan kita dalam mengambil suatu keputusan.

Jadi informasi yang penuh optimisme bagaikan nafas kita yang terus berhembus tanpa kenal waktu dan tempat. Sehingga, informasi di bulan suci Ramadhan harus disertai optimisme yang sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Jika di era globalisasi ini kita tidak memiliki pola pikir yang maju untuk serta kurang dalam mendapatkan suatu informasi, maka kita hanya akan tertinggal dari yang lain.

Pewarta : Suaeb Qury (Ketua Komisi Informasi NTB)*
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024