Mataram, 9/3 (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Mataram, berupaya antisipasi masuknya Nematoda Sista Kentang karena bisa merusak produksi kentang yang sudah dikembangkan petani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kalau Nematoda Sista Kentang (NSK) sampai masuk ke Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat berbahaya bagi produksi kentang yang sudah dikembangkan para petani di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Mataram M Samsul Hedar, di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan Nematoda Sista Kentang (Globodera spp) adalah nematoda yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi pada tanaman kentang (50-75 persen).
Nematoda tersebut dapat bertahan hidup selama 10 tahun di lahan yang ditanami kentang, sehingga butuh waktu yang cukup lama agar lahan bisa terbebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tersebut.
Perlunya memperkuat pengawasan untuk mengantisipasi masuknya NSK di wilayah NTB, kata dia, karena OPT tersebut sudah menyerang lahan kentang yang ada di Batu Malang, Jawa Timur, sehingga menyebabkan petani mengalami kerugian besar akibat gagal panen.
"Serangan NSK pada lahan ketang di Batu Malang, Jawa Timur, sudah lama terjadi dan sekarang sudah tidak ada lagi. Tapi kami tetap harus waspada, karena NTB mendatangkan kentang untuk konsumsi dan bibit dari luar," ujarnya.
Hedar mengatakan, Pulau Lombok saat ini sudah menjadi salah satu sentra produksi kentang, di mana para petaninya sudah menjalin kerja sama dengan PT Indofood, sehingga perlu ada upaya untuk melindungi para petani kentang dari berbagai hal yang bisa merugikan usahanya.
Antisipasi dilakukan dengan memperketat pengawasan barang khususnya produk pertanian yang masuk melalui pelabuhan Lembar Lombok Barat dan Bandara Selaparang Mataram.
Setiap produk pertanian yang masuk melalui dua pintu masuk tersebut harus melalui pemeriksaan karantina untuk memastikan produk tersebut aman dikonsumsi dan tidak membawa hama dan penyakit berbahaya.
Selain Balai Karantina Mataram, kata dia, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB juga berupaya memberikan pembinaan kepada para petani kentang di Sembalun Lombok Timur, agar mereka melakukan pengawasan penggunaan bibit kentang secara mandiri.
"Ketika ada petani lain di luar di kelompoknya ada yang membawa benih yang tidak direkomendasi petani bisa melaporkan. Kami akan periksa dulu, kalau memang ada OPT yang berpotensi merusak produksi akan dimusnahkan," ujarnya. (*)