Lombok Timur (ANTARA) - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) FPT2 Sambelia berkapasitas 100 mega Watt (MW) di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, senilai Rp3,04 triliun sudah mencapai 70 persen.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara Josua Simanunggalit, di Lombok Timur, Kamis menjelaskan pembangunan PLTU FTP 2 Sambelia dimulai sejak 2018 dan ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
PLTU tersebut akan menyuplai listrik di Pulau Lombok dengan jumlah pelanggan yang akan mendapat manfaat sebanyak juta pelanggan atau kepala keluarga (KK).
"PLTU tersebut dibangun oleh konsorsium PTRekayasa Industri-Rafako S.A dari Polandia dengan nilai investasi Rp3,04 triliun," kata Josua.
Fokus pembangunan yang sedang dikerjakan melanjutkan tahap konstruksi, pipanisasi, penyiapan boiler dengan target hydotest pada November 2021. Pembangunan dibagi menjadi dua unit, unit I dan II yang ditargetkan rampung pada Juni dan Agustus 2022.
"Target kami pada tahun depan sudah bisa mentrasfer listrik ke sistem Lombok, sehingga Lombok memiliki cadangan listrik sejumlah 50 MW dari keseluruhan kebutuhan yang ada," ucap Joshua.
Sementara itu, Manajer Pelaksana Proyek PLTU FTP 2 Sambelia Julian Arlisdianto menjelaskan walaupun menggunakan batu bara, PLN menjamin pembangunan PLTU ini dengan konsep eco friendly atau ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar.
"Konsep kami tetap ramah lingkungan, kami sama sekali tidak memanfaatkan air tanah, kami gunakan air laut untuk pembangunan dan kebutuhan pekerja seperti mandi. Penyaringan hasil pembakaran batu bara kami sudah 99,99 persen dan hanya 0,01 persen yang dilepas ke udara sehingga sangat aman," katanya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara Josua Simanunggalit, di Lombok Timur, Kamis menjelaskan pembangunan PLTU FTP 2 Sambelia dimulai sejak 2018 dan ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
PLTU tersebut akan menyuplai listrik di Pulau Lombok dengan jumlah pelanggan yang akan mendapat manfaat sebanyak juta pelanggan atau kepala keluarga (KK).
"PLTU tersebut dibangun oleh konsorsium PTRekayasa Industri-Rafako S.A dari Polandia dengan nilai investasi Rp3,04 triliun," kata Josua.
Fokus pembangunan yang sedang dikerjakan melanjutkan tahap konstruksi, pipanisasi, penyiapan boiler dengan target hydotest pada November 2021. Pembangunan dibagi menjadi dua unit, unit I dan II yang ditargetkan rampung pada Juni dan Agustus 2022.
"Target kami pada tahun depan sudah bisa mentrasfer listrik ke sistem Lombok, sehingga Lombok memiliki cadangan listrik sejumlah 50 MW dari keseluruhan kebutuhan yang ada," ucap Joshua.
Sementara itu, Manajer Pelaksana Proyek PLTU FTP 2 Sambelia Julian Arlisdianto menjelaskan walaupun menggunakan batu bara, PLN menjamin pembangunan PLTU ini dengan konsep eco friendly atau ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar.
"Konsep kami tetap ramah lingkungan, kami sama sekali tidak memanfaatkan air tanah, kami gunakan air laut untuk pembangunan dan kebutuhan pekerja seperti mandi. Penyaringan hasil pembakaran batu bara kami sudah 99,99 persen dan hanya 0,01 persen yang dilepas ke udara sehingga sangat aman," katanya.