Mataram, 28/4 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali belum mengizinkan hewan sirkus Moscow Circus Stars yang hendak beraksi di pulau wisata itu lebih dulu memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat, karena mengkhawatirkan penularan penyakit Anthrax.
Koordinator penyelenggara kegiatan atraksi sirkus Moscow Circus Stars di Mataram, Letkol Pnb Antariksa Andono, di Mataram, Kamis, mengatakan, Dinas Peternakan Provinsi Bali belum mengizinkan hewan dan satwa sirkus lainnya yang dibawa Moscow Circus Stars memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kemudian kembali ke Bali untuk atraksi serupa.
"Kata mereka (Pemprov Bali, Red) kalau hewan dan satwa sirkus lainnya masuk ke NTB maka tidak boleh beraksi di Pulau Bali karena NTB belum bebas dari penyakit Anthrax," ujarnya.
Dijadwalkan setelah beraksi di Mataram, ibukota Provinsi NTB, sejak 29 April hingga 20 Mei 2011, Moscow Circus Stars akan beraksi di Pulau Bali.
Karena itu, kata Antariksa yang masih menjabat Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Rembiga itu, hingga kini empat ekor gajah dan beberapa ekor burung terlatih untuk atraksi sirkus, masih tertahan di Sesetan Denpasar, Bali.
"Sebenarnya mereka tidak berwenang melarang hewan dan satwa sirkus lainnya itu ke NTB, karena hanya numpang lewat dari Taman Safari Indonesia ke Pulau Lombok, NTB. Namun tidak boleh kembali ke Pulau Bali jika telah memasuki wilayah NTB yang dianggap belum bebas penyakit Anthrax," ujarnya.
Kebijakan Pemprov Bali itu merujuk kepada data versi Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian, yang menyatakan NTB belum bebas penyakit Anthrax.
Pemprov NTB pun sudah berkali-kali menyatakan daerah itu belum bebas Anthrax karena Bakteri Bacillus Anthracis dapat bertahan hidup 25-100 tahun sehingga upaya pencegahan dan pemusnahan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut itu harus terus digalakkan.
Kasus terakhir penyakit anthrax yang menyerang ternak sapi dan kerbau di wilayah NTB pada tahun 1984.
Antariksa mengakui, pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Provinsi Bali, bahkan telah meminta pengertian Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, namun belum juga direspon sesuai harapan.
Dia pun telah berkoordinasi dengan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan Kapolda NTB Brigjen Polisi Arif Wachyunadi, terkait sikap tegas Pemprov Bali itu.
"Sangat disayangkan, karena gajah dan burung-burung terlatih yang mampu berhitung dan melakukan atraksi-atraksi itu, tidak bisa ke wilayah NTB hanya karena kekhawatiran terhadap Anthrax di wilayah NTB yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan," ujarnya.
Dengan demikian, hampir pasti atraksi Moscow Circus Stars yang dipusatkan di lapangan Lanud Rembiga Mataram itu, tanpa hewan dan satwa sirkus lainnya.
Apalagi, harimau yang juga didatangkan dari Taman Safari Indonesia untuk menyemarakan pertunjukan sirkus di Mataram itu, juga masih tertahan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pertunjukan sirkus itu diselenggarakan oleh TNI AU Lanud Rambiga Mataram bekerja sama dengan Moscow Circus Stars dan Taman Safari Indonesia, sebagai bagian dari kegiatan memeringati HUT ke-65 TNI Angkatan Udara, 9 April 2011.
Pertunjukan sirkus itu dimulai setiap pukul 18.30 Wita, dan atraksinya akan berlangsung dua kali setiap hari, kecuali Sabtu sebanyak tiga kali dan Minggu empat kali.
Moscow Circus Stars dimotori oleh sepasang suami-istri berkebangsaan Rusia yakni Viktor Martisevich dan istrinya Katsiaryna Martisevich. (*)
Koordinator penyelenggara kegiatan atraksi sirkus Moscow Circus Stars di Mataram, Letkol Pnb Antariksa Andono, di Mataram, Kamis, mengatakan, Dinas Peternakan Provinsi Bali belum mengizinkan hewan dan satwa sirkus lainnya yang dibawa Moscow Circus Stars memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kemudian kembali ke Bali untuk atraksi serupa.
"Kata mereka (Pemprov Bali, Red) kalau hewan dan satwa sirkus lainnya masuk ke NTB maka tidak boleh beraksi di Pulau Bali karena NTB belum bebas dari penyakit Anthrax," ujarnya.
Dijadwalkan setelah beraksi di Mataram, ibukota Provinsi NTB, sejak 29 April hingga 20 Mei 2011, Moscow Circus Stars akan beraksi di Pulau Bali.
Karena itu, kata Antariksa yang masih menjabat Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Rembiga itu, hingga kini empat ekor gajah dan beberapa ekor burung terlatih untuk atraksi sirkus, masih tertahan di Sesetan Denpasar, Bali.
"Sebenarnya mereka tidak berwenang melarang hewan dan satwa sirkus lainnya itu ke NTB, karena hanya numpang lewat dari Taman Safari Indonesia ke Pulau Lombok, NTB. Namun tidak boleh kembali ke Pulau Bali jika telah memasuki wilayah NTB yang dianggap belum bebas penyakit Anthrax," ujarnya.
Kebijakan Pemprov Bali itu merujuk kepada data versi Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian, yang menyatakan NTB belum bebas penyakit Anthrax.
Pemprov NTB pun sudah berkali-kali menyatakan daerah itu belum bebas Anthrax karena Bakteri Bacillus Anthracis dapat bertahan hidup 25-100 tahun sehingga upaya pencegahan dan pemusnahan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut itu harus terus digalakkan.
Kasus terakhir penyakit anthrax yang menyerang ternak sapi dan kerbau di wilayah NTB pada tahun 1984.
Antariksa mengakui, pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Provinsi Bali, bahkan telah meminta pengertian Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, namun belum juga direspon sesuai harapan.
Dia pun telah berkoordinasi dengan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan Kapolda NTB Brigjen Polisi Arif Wachyunadi, terkait sikap tegas Pemprov Bali itu.
"Sangat disayangkan, karena gajah dan burung-burung terlatih yang mampu berhitung dan melakukan atraksi-atraksi itu, tidak bisa ke wilayah NTB hanya karena kekhawatiran terhadap Anthrax di wilayah NTB yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan," ujarnya.
Dengan demikian, hampir pasti atraksi Moscow Circus Stars yang dipusatkan di lapangan Lanud Rembiga Mataram itu, tanpa hewan dan satwa sirkus lainnya.
Apalagi, harimau yang juga didatangkan dari Taman Safari Indonesia untuk menyemarakan pertunjukan sirkus di Mataram itu, juga masih tertahan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pertunjukan sirkus itu diselenggarakan oleh TNI AU Lanud Rambiga Mataram bekerja sama dengan Moscow Circus Stars dan Taman Safari Indonesia, sebagai bagian dari kegiatan memeringati HUT ke-65 TNI Angkatan Udara, 9 April 2011.
Pertunjukan sirkus itu dimulai setiap pukul 18.30 Wita, dan atraksinya akan berlangsung dua kali setiap hari, kecuali Sabtu sebanyak tiga kali dan Minggu empat kali.
Moscow Circus Stars dimotori oleh sepasang suami-istri berkebangsaan Rusia yakni Viktor Martisevich dan istrinya Katsiaryna Martisevich. (*)