Sumbawa Barat, NTB, 26/5 (ANTARA)- Nilai investasi baik dari penanaman modal asing dan dalam negeri di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, baru mencapai Rp316 miliar lebih atau masih relatif kecil dibandingkan asumsi pertumbuhan yang diharapkan dari sektor pertambangan dan pertanian.
Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumbawa Barat, Abdul Muis, di Taliwang, Rabu, mengemukakan, masih minimnya nilai investasi lebih dipengaruhi terbatasanya ketersediaan lahan, khususnya lahan untuk memenuhi kebutuhan investor bidang pertanian.
"Dari jumlah itu baru terealisasi sekitar Rp11 miliar lebih, itu karena kendala proses perizinan dan negosiasi dengan pemerintah. Contohnya, PT Indotan, saat ini masih menegosiasi ulang nilai golden share-nya. Belum lagi kebutuhan lahan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian seperti pengelolaan bahan baku kacang untuk kebutuhan PT Dua Kelinci Indonesia," katanya.
Data Bappeda setempat menyebutkan, setidaknya ada 17 perusahaan dalam dan luar negeri yang tengah dan akan memulai investasinya di Sumbawa Barat. Mayoritas perusahaan itu bergerak di bidang pertambangan dan pertanian, sedangkan sisanya bergerak bidang kelautan perikanan dan pariwisata.
Padahal, tambah Abdul Muis, jika berjalan dengan baik, potensi investasi itu akan berimbas kepada produktivitas daya serap tenaga kerja lokal yang jumlah bisa mencapai 2.168 orang.
Menurut dia, investasi itu telah dimulai sejak 2005, namun belum berjalan optimal lantaran sempitnya wilayah Sumbawa Barat yang kebanyakan pegunungan dan hutan lindung. Selain itu, terbatasnya ketersediaan lahan pertanian guna memunuhi kebutuhan industri tadi.
"Sesuai perencanaan umum pemerintah memprioritaskan pembangunan investasi bidang pertanian. Seperti agroindustry pertanian dan agropolitian yang berbasis di Kecamatan Poto Tano. Utamanya program pengembangan, Sapi Jagung dan Rumput laut (PIJAR)," kata Abdul Muis.
Pemerintah setempat kini tengah berupaya mengkampanyekan sistem pertanian berbasis agroindustri di masing-masing wilayah berdasarkan potensi. Pemerintah bekerja keras untuk mengubah pola tanam petani dari sistem tradisional ke semi modern, khususnya ke tananaman industri.
"Ini menjadi kendala kami. Kami sudah coba proyek percontohan lahan tanaman kacang dengan sistem plasma. Tapi tidak berlanjut karena petani menolah lahan mereka dijadikan lahan inti," katanya.
Bupati, KH.Zulkifli Muhadli dalam prioritas rencana pembangunan jangka panjangnya telah menitikberatkan bidang pertanian berbasis agroindustri. Karena itu, pemerintah Sumbawa barat menggalakkan pengembangan fungsi regional managemen pulau Sumbawa (kerjasama antara kabupaten) khususnya membangun sumber daya agropolitan.(*)
Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumbawa Barat, Abdul Muis, di Taliwang, Rabu, mengemukakan, masih minimnya nilai investasi lebih dipengaruhi terbatasanya ketersediaan lahan, khususnya lahan untuk memenuhi kebutuhan investor bidang pertanian.
"Dari jumlah itu baru terealisasi sekitar Rp11 miliar lebih, itu karena kendala proses perizinan dan negosiasi dengan pemerintah. Contohnya, PT Indotan, saat ini masih menegosiasi ulang nilai golden share-nya. Belum lagi kebutuhan lahan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian seperti pengelolaan bahan baku kacang untuk kebutuhan PT Dua Kelinci Indonesia," katanya.
Data Bappeda setempat menyebutkan, setidaknya ada 17 perusahaan dalam dan luar negeri yang tengah dan akan memulai investasinya di Sumbawa Barat. Mayoritas perusahaan itu bergerak di bidang pertambangan dan pertanian, sedangkan sisanya bergerak bidang kelautan perikanan dan pariwisata.
Padahal, tambah Abdul Muis, jika berjalan dengan baik, potensi investasi itu akan berimbas kepada produktivitas daya serap tenaga kerja lokal yang jumlah bisa mencapai 2.168 orang.
Menurut dia, investasi itu telah dimulai sejak 2005, namun belum berjalan optimal lantaran sempitnya wilayah Sumbawa Barat yang kebanyakan pegunungan dan hutan lindung. Selain itu, terbatasnya ketersediaan lahan pertanian guna memunuhi kebutuhan industri tadi.
"Sesuai perencanaan umum pemerintah memprioritaskan pembangunan investasi bidang pertanian. Seperti agroindustry pertanian dan agropolitian yang berbasis di Kecamatan Poto Tano. Utamanya program pengembangan, Sapi Jagung dan Rumput laut (PIJAR)," kata Abdul Muis.
Pemerintah setempat kini tengah berupaya mengkampanyekan sistem pertanian berbasis agroindustri di masing-masing wilayah berdasarkan potensi. Pemerintah bekerja keras untuk mengubah pola tanam petani dari sistem tradisional ke semi modern, khususnya ke tananaman industri.
"Ini menjadi kendala kami. Kami sudah coba proyek percontohan lahan tanaman kacang dengan sistem plasma. Tapi tidak berlanjut karena petani menolah lahan mereka dijadikan lahan inti," katanya.
Bupati, KH.Zulkifli Muhadli dalam prioritas rencana pembangunan jangka panjangnya telah menitikberatkan bidang pertanian berbasis agroindustri. Karena itu, pemerintah Sumbawa barat menggalakkan pengembangan fungsi regional managemen pulau Sumbawa (kerjasama antara kabupaten) khususnya membangun sumber daya agropolitan.(*)