Mataram (ANTARA) - Presiden Jokowi dijadwalkan membuka Kongres Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang akan digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 29-30 Oktober 2021.
Ketua IJTI Pusat Yadi Hendriana mengatakan, kegiatan empat tahun sekali kali ini, terasa berbeda. Sebab, dilakukan pada masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu, gelaran acara hingga selesainya akan dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan secara ketat.
"Kenapa, karena IJTI memiliki komitmen membantu pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19," ujarnya secara daring kepada wartawan di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, Kongres IJTI ke-VI ini akan dibuka oleh Presiden RI, Jokowi secara daring dan dihadiri langsung Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, Ketua Dewan Pers Muh Nuh, dan anggota Dewan Pers, Wamenparekraf Angela Herliani Tanoesoedibjo dan seluruh Pempred TV Nasional.
Sedangkan untuk rangkaian kegiatan sebelum acara puncak pemilihan kepengurusan baru IJTI sejumlah kegiatan seminar dan work shop juga akan digekar. Kegiatan ini nantinya diisi oleh sejumlah narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, Dewan Pers dan IJTI Pusat, serta Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Kapolda NTB Irjen Polisi Mohammad Iqbal.
"Harapannya melalui workshop ini dapat memberikan pemikiran dan pemahaman kepada rekan-rekan jurnalis di seluruh Nusantara tekait destruksi ataupun problem serta komitmen yang harus dimiliki seorang jurnalis. Termasuk, melalui kongres ini kita melakukan pembenahan khususnya kompetensi dan menguatkan karya jurnalistik supaya kongres ini bisa lebih bermakna dan jauh ke depan," jelasnya.
Menurutnya, dipilihnya NTB sebagai tuan rumah khususnya Lombok, karena pemerintah menetapkan daerah ini sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas Nasional (DSPN), sehingga adanya kongres menjadi titik balik kebangkitan pariwisata Indonesia dan NTB pada khususnya.
"Ini tentunya menjadi menarik karena seluruh jurnalis yang hadir akan mengekspose dan menyiarkan Lombok dan NTB sehingga tersiar secara luas ke masyarakat. Dan ini menjadi semacam promosi bagi pariwisata daerah," katanya.
Kongres kali ini berbeda dengan kongres sebelumnya. Yakni, kongres kali ini mengikuti prokes COVID-19. Di mana, jumlah peserta yang memiliki hak suara, dibatasi kehadirannya secara langsung.
Tercatat, jumlah peserta yang hadir sekitar 250 orang, dari 26 Pengurus Daerah atau Pengda di seluruh Indonesia. Mereka hadir secara fisik dan daring melalui virtual.
Ketua IJTI Pusat Yadi Hendriana mengatakan, kegiatan empat tahun sekali kali ini, terasa berbeda. Sebab, dilakukan pada masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu, gelaran acara hingga selesainya akan dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan secara ketat.
"Kenapa, karena IJTI memiliki komitmen membantu pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19," ujarnya secara daring kepada wartawan di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, Kongres IJTI ke-VI ini akan dibuka oleh Presiden RI, Jokowi secara daring dan dihadiri langsung Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, Ketua Dewan Pers Muh Nuh, dan anggota Dewan Pers, Wamenparekraf Angela Herliani Tanoesoedibjo dan seluruh Pempred TV Nasional.
Sedangkan untuk rangkaian kegiatan sebelum acara puncak pemilihan kepengurusan baru IJTI sejumlah kegiatan seminar dan work shop juga akan digekar. Kegiatan ini nantinya diisi oleh sejumlah narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, Dewan Pers dan IJTI Pusat, serta Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Kapolda NTB Irjen Polisi Mohammad Iqbal.
"Harapannya melalui workshop ini dapat memberikan pemikiran dan pemahaman kepada rekan-rekan jurnalis di seluruh Nusantara tekait destruksi ataupun problem serta komitmen yang harus dimiliki seorang jurnalis. Termasuk, melalui kongres ini kita melakukan pembenahan khususnya kompetensi dan menguatkan karya jurnalistik supaya kongres ini bisa lebih bermakna dan jauh ke depan," jelasnya.
Menurutnya, dipilihnya NTB sebagai tuan rumah khususnya Lombok, karena pemerintah menetapkan daerah ini sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas Nasional (DSPN), sehingga adanya kongres menjadi titik balik kebangkitan pariwisata Indonesia dan NTB pada khususnya.
"Ini tentunya menjadi menarik karena seluruh jurnalis yang hadir akan mengekspose dan menyiarkan Lombok dan NTB sehingga tersiar secara luas ke masyarakat. Dan ini menjadi semacam promosi bagi pariwisata daerah," katanya.
Kongres kali ini berbeda dengan kongres sebelumnya. Yakni, kongres kali ini mengikuti prokes COVID-19. Di mana, jumlah peserta yang memiliki hak suara, dibatasi kehadirannya secara langsung.
Tercatat, jumlah peserta yang hadir sekitar 250 orang, dari 26 Pengurus Daerah atau Pengda di seluruh Indonesia. Mereka hadir secara fisik dan daring melalui virtual.