Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar kegiatan sosialisasi buku Sasak Masmirah sebagai buku pedoman adat istiadat di daerah setempat.
"Kehadiran berbagai unsur ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga dan melestarikan adat serta budaya sasak agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lombok Tengah Lalu Rinjani di Lombok Tengah, Senin.
Ia mengatakan buku Sasak Masmirah disosialisasikan sebagai pedoman bersama yang bertujuan menyatukan pemahaman dan pandangan mengenai adat dan budaya Sasak, khususnya yang berkaitan dengan tata busana, tata bahasa, serta tata upacara adat.
"Dengan adanya buku ini, diharapkan masyarakat memiliki rujukan yang jelas sehingga dapat meminimalkan perbedaan persepsi dalam praktik adat istiadat di Lombok Tengah," katanya.
Baca juga: Majelis Adat Sasak anugrahi Gubernur NTB Menggala Gumi Sasak
Proses penyusunan buku ini dilakukan oleh Tim Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas PMD Kabupaten Lombok Tengah bekerja sama dengan Majelis Kerame Adat Sasak, sejumlah tokoh adat, serta melibatkan unsur pemerintah daerah.
"Kolaborasi ini memastikan bahwa isi buku tidak hanya berbasis nilai-nilai adat, tetapi juga selaras dengan konteks pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat saat ini," katanya.
Ia mengatakan buku tersebut masih memiliki keterbatasan, buku ini tidaklah sempurna, oleh karena itu masukan, saran, dan kritik mutlak diperlukan.
"Namun paling tidak, kehadiran buku ini dapat mempersempit perbedaan pandangan mengenai apa yang sudah menjadi tradisi dan apa yang datangnya belakangan,” ujarnya.
Baca juga: Majelis Adat Sasak Lombok usung paradigma baru yang inklusif dan egaliter
Ketua Majelis Kerame Adat Sasak Kabupaten Lombok Tengah sekaligus anggota tim penyusun buku, Lalu Purnama Agung, menjelaskan buku Sasak Masmirah disusun sebagai upaya pelestarian budaya Sasak yang berintegritas.
“Buku ini bertujuan melestarikan budaya Sasak, baik untuk generasi saat ini yang mulai tergerus maupun untuk generasi selanjutnya,” katanya.
Tokoh adat setempat, Lalu Putria, berharap, buku tersebut dapat menjadi pedoman bagi masyarakat Sasak Lombok Tengah dalam menjalani kehidupan sosial.
“Semoga buku ini bisa menjadi pedoman masyarakat Sasak Lombok Tengah untuk berinteraksi dengan alam dan sesama dalam kehidupan sosial yang baik,” katanya.
Baca juga: BRIDA NTB mendorong pembentukan standarisasi peresean dan joki cilik
Baca juga: Gubernur Iqbal pakai baju adat Sasak pimpin upacara Kemerdekaan RI
