Malang (ANTARA) - Istri aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir (alm), Suciwati (7/6), meluncurkan toko cinderamata berjuluk D`Ploso yang hasilnya sebagian akan disumbangkan untuk perjuangan aktivis HAM di Indonesia.

Ditemui di tokonya di Jalan Panglima Sudirman Kav. 4 Nomer 16, Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Suciwati mengaku usaha toko cinderamata itu merupakan cita-cita sejak lama sebelum suaminya meninggal dunia.

"Dulu, kami berdua memang bercita-cita untuk membuka toko dan saya yang menjaga, kemudian suami saya tetap berjuang menjadi aktivis HAM," katanya.

Suciwati mengaku sumbangan untuk perjuangan aktivis HAM yang diberikan dari hasil penjualan cinderamata dan "buah tangan" itu hanya beberapa persen.

"Kita hanya ambil beberapa persen dari hasil penjualan cinderamata untuk perjuangan HAM, sisa keuntungan akan dibagi dengan masyarakat setempat sebagai kontribusi terhadap penjualan cinderamata dan buah tangan itu," katanya.

Menurut dia, sumbangan terhadap aktivis HAM dari hasil penjualan cinderamata dan buah tangan itu bertujuan menjaga perjuangan aktivis HAM di Indonesia agar bisa terus dilakukan.

Ia menganggap sejumlah aktivis HAM sekarang sudah banyak yang beralih profesi dan pindah ke partai politik, sehingga hal itu menodai perjuangan HAM itu sendiri.

"Saat ini sudah banyak aktivis HAM yang meloncat menjadi pengikut parpol. Bagi saya, hal itu tidak konsisten lagi dalam memperjuangkan HAM di Indonesia, karena mereka justru berbalik dengan mengabaikan HAM," kata dia.

Oleh karena itu, Suciwati berharap dengan adanya kontribusi sedikit dari penjualan cinderamata dan buah tangan miliknya, maka perjuangan HAM bisa dilanjutkan di Indonesia.

"Saya akan tetap konsisten berjuang bersama pejuang HAM di Indonesia. Kontribusi kecil dari toko kami itu diharapkan bisa membantu perjuangan mereka," katanya.

Pembukaan toko itu dihadiri sejumlah aktivis HAM dan artis Glenn Fredly serta sejumlah pejabat di wilayah Malang. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024