Jakarta (ANTARA) - Di tengah gonjang-ganjing keutuhan band-nya, Mr. Jarwo memutuskan untuk merilis album solo berjudul "Anti Rebahan" yang musiknya sengaja dibuat se-Naif mungkin.
"Anti Rebahan" adalah album solo pertama Jarwo di mana dia bertindak sebagai vokalis. Sebelumnya pada tahun 2009, Jarwo juga sempat menelurkan album solo bertajuk "1st Journey" namun hanya menyuguhkan gitar instrumental saja.
Pemilik nama asli Fajar Endra Taruna Mangkudisastro ini mengaku bahwa "Anti Rebahan" sengaja dibuat setelah dua personel Naif, Emil Hussein dan Franki Indrasmoro, mengundurkan diri serta band Naif yang belum memiliki kejelasan akan masa depannya.
Bagi Jarwo, "Anti Rebahan" adalah sebuah penghiburan bagi para KawaNaif (sebutan untuk penggemar Naif) yang sedih lantaran band yang sudah berdiri selama 25 tahun tersebut harus vakum dan juga sebagai pengganti pelepas rindu terhadap karya baru dari band pelantun lagu "Mobil Balap" itu.
"Kemarin kan grupnya lagi gonjang-ganjing terus pendengarnya Naif ada yang sedih, ada yang gimana. Karena urusannya yang di Naif juga belum selesai, kita pinggirin dulu deh, kita dengerin yang baru lah, enggak usah sedih-sedih lah," ujar Jarwo kepada ANTARA dikutip pada Minggu.
Se-Naif mungkin
"Anti Rebahan" terdiri dari delapan lagu yakni "Anti Rebahan", "Pertalian Jiwa", "Bebas", "Dia Dimana Dia Disana", "Nada Hujan", "Morning Light", "Rama dan Shinta" serta "Penari Pagi". Kedelapan lagu tersebut memiliki sentuhan gitar retro khas ala Jarwo atau bahkan Naif.
Jarwo sendiri tidak membantah, dengan adanya masalah yang menimba band tempatnya bernaung, dan dia justru ingin membuat album yang se-Naif mungkin meski dikerjakan hanya seorang sendiri.
Bagi Jarwo musik yang dimainkan Naif selama lebih dari dua dekade telah memberinya karakter yang kuat. Jarwo pun memang sengaja menggunakan nuansa retro yang kental untuk membangun kembali ingat pendengar akan lagu-lagu Naif.
"Memang pada akhirnya gara-gara urusan kemarin jadi bikin album yang se-Naif mungkin. Jadi selain melupakan ini (masalah), sebenarnya kita bisa berNaif-Naif ria dengan lagu baru, memang sengaja di-Naifkan," kata pelantun "Rama dan Shinta" itu.
Menurut Jarwo, secara khusus album "Anti Rebahan" dipersembahkan untuk penggemar Naif. Dia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk selalu menghadirkan karya baru meski kini harus berjalan sendirian.
Setelah single dan album diluncurkan, Jarwo mendapat respons yang cukup baik bahkan tidak sedikit yang menyebutkan bahwa Naif telah hidup kembali.
"Respons bagus, konsep mengambil unsur-unsur Naif di album ini banyak yang kena ke orang-orang, sampai-sampai ada yang komen Jarwo adalah Naif, Naif adalah Jarwo," kata Jarwo.
"Jadi sebenarnya, tanpa Naif pun kalau personel mau bikin yang agak-agak 'Naif' bisa jalan terus aja," lanjutnya.
Meski demikian, Jarwo enggan menyebut bahwa album solo terbarunya merupakan sebuah proyek ambisius. Jarwo beralasan, dalam proses pembuatannya dia masih mempertimbangkan sisi siapa yang nantinya akan mendengarkan "Anti Rebahan".
"Seniman harus ambisius, tapi ini belum ambisius sih. Ini memang niatnya buat berbagi dengan sesuatu yang pernah kita kenal," ujar gitaris Naif itu.
Sementara itu, dia menolak jika "Anti Rebahan" disebut sebagai sebuah sikap dari seorang Jarwo atas posisi Naif saat ini. Jarwo justru mengaku tidak terlalu memikirkan masalah yang sedang terjadi saat ini.
"Band yang kemarin tuh sebenarnya masih ada cuma belum jelas ke depannya gimana. Cuma mau bilang santai sajalah yang itu enggak terlalu dipikirin, sendiri juga kan sebenarnya masih bisa bikin karya," kata Jarwo.
Selain itu, Jarwo juga tidak keberatan jika masih banyak orang yang memanggilnya dengan nama Jarwo Naif.
"Enggak apa-apa karena gue masih Naif. Kalau yang lain enggak boleh karena mereka udah keluar," ucapnya.
Pantang menyerah
Hidup terus berjalan, begitu juga dengan musik. Hal inilah yang mendasari Jarwo untuk terus melanjutkan berkarya meski harus sendirian.
Kondisi pandemi COVID-19 ditambah dengan permasalahan yang ada pada Naif membuat Jarwo semakin mantap untuk tetap berada di jalur musik dan meneruskan apa yang telah dimulainya puluhan tahun lalu.
Jarwo mengatakan masih belum tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang terhadap proyek solo-nya ataupun band Naif. Dia hanya berharap baik karir pribadinya dan Naif dapat diberi jalan yang terbaik.
"Kalau emang yang ramai-ramai lagi enggak bisa jalan, ya udah jalan sendiri. Gue doa juga kan, ya Allah kalau emang gue harus bikin album sendiri tolong diberi kelancaran dan akhirnya memang lancar tuh," ungkap Jarwo.
Jarwo sendiri tidak memiliki target khusus untuk "Anti Rebahan". Dia hanya ingin album ini bisa membawa kegembiraan bagi orang-orang yang mendengarkan.
"Kalau album Naif itu kan aura bersenang-senangnya kental banget. Ini juga, semoga yang mendengarkan bisa terbawa senang-senangnya, bahagia," katanya.
Di saat industri musik sedang "goyang" lantaran pandemi COVID-19, Jarwo tetap merilis album "Anti Rebahan" dalam bentuk fisik, meski versi digitalnya juga bisa ditemukan.
Jarwo tetap optimis bahwa masih banyak orang yang mencari rilisan fisik untuk menjadi koleksi. Dia juga tidak keberatan apabila proses penjualan album tersebut berjalan dengan lambat.
"Tetap optimis walaupun 10 tahun baru habis seribu juga ya cuek-cuek aja, tetap jalanin aja," ujar Jarwo.
Pada akhirnya Jarwo hanya berharap album "Anti Rebahan" bisa tersebar ke banyak orang, tak hanya untuk merangkul penggemar Naif tetapi juga pencinta musik sehingga bisa membangun perasaan semangat dan bahagia.
"Anti Rebahan" adalah album solo pertama Jarwo di mana dia bertindak sebagai vokalis. Sebelumnya pada tahun 2009, Jarwo juga sempat menelurkan album solo bertajuk "1st Journey" namun hanya menyuguhkan gitar instrumental saja.
Pemilik nama asli Fajar Endra Taruna Mangkudisastro ini mengaku bahwa "Anti Rebahan" sengaja dibuat setelah dua personel Naif, Emil Hussein dan Franki Indrasmoro, mengundurkan diri serta band Naif yang belum memiliki kejelasan akan masa depannya.
Bagi Jarwo, "Anti Rebahan" adalah sebuah penghiburan bagi para KawaNaif (sebutan untuk penggemar Naif) yang sedih lantaran band yang sudah berdiri selama 25 tahun tersebut harus vakum dan juga sebagai pengganti pelepas rindu terhadap karya baru dari band pelantun lagu "Mobil Balap" itu.
"Kemarin kan grupnya lagi gonjang-ganjing terus pendengarnya Naif ada yang sedih, ada yang gimana. Karena urusannya yang di Naif juga belum selesai, kita pinggirin dulu deh, kita dengerin yang baru lah, enggak usah sedih-sedih lah," ujar Jarwo kepada ANTARA dikutip pada Minggu.
Se-Naif mungkin
"Anti Rebahan" terdiri dari delapan lagu yakni "Anti Rebahan", "Pertalian Jiwa", "Bebas", "Dia Dimana Dia Disana", "Nada Hujan", "Morning Light", "Rama dan Shinta" serta "Penari Pagi". Kedelapan lagu tersebut memiliki sentuhan gitar retro khas ala Jarwo atau bahkan Naif.
Jarwo sendiri tidak membantah, dengan adanya masalah yang menimba band tempatnya bernaung, dan dia justru ingin membuat album yang se-Naif mungkin meski dikerjakan hanya seorang sendiri.
Bagi Jarwo musik yang dimainkan Naif selama lebih dari dua dekade telah memberinya karakter yang kuat. Jarwo pun memang sengaja menggunakan nuansa retro yang kental untuk membangun kembali ingat pendengar akan lagu-lagu Naif.
"Memang pada akhirnya gara-gara urusan kemarin jadi bikin album yang se-Naif mungkin. Jadi selain melupakan ini (masalah), sebenarnya kita bisa berNaif-Naif ria dengan lagu baru, memang sengaja di-Naifkan," kata pelantun "Rama dan Shinta" itu.
Menurut Jarwo, secara khusus album "Anti Rebahan" dipersembahkan untuk penggemar Naif. Dia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk selalu menghadirkan karya baru meski kini harus berjalan sendirian.
Setelah single dan album diluncurkan, Jarwo mendapat respons yang cukup baik bahkan tidak sedikit yang menyebutkan bahwa Naif telah hidup kembali.
"Respons bagus, konsep mengambil unsur-unsur Naif di album ini banyak yang kena ke orang-orang, sampai-sampai ada yang komen Jarwo adalah Naif, Naif adalah Jarwo," kata Jarwo.
"Jadi sebenarnya, tanpa Naif pun kalau personel mau bikin yang agak-agak 'Naif' bisa jalan terus aja," lanjutnya.
Meski demikian, Jarwo enggan menyebut bahwa album solo terbarunya merupakan sebuah proyek ambisius. Jarwo beralasan, dalam proses pembuatannya dia masih mempertimbangkan sisi siapa yang nantinya akan mendengarkan "Anti Rebahan".
"Seniman harus ambisius, tapi ini belum ambisius sih. Ini memang niatnya buat berbagi dengan sesuatu yang pernah kita kenal," ujar gitaris Naif itu.
Sementara itu, dia menolak jika "Anti Rebahan" disebut sebagai sebuah sikap dari seorang Jarwo atas posisi Naif saat ini. Jarwo justru mengaku tidak terlalu memikirkan masalah yang sedang terjadi saat ini.
"Band yang kemarin tuh sebenarnya masih ada cuma belum jelas ke depannya gimana. Cuma mau bilang santai sajalah yang itu enggak terlalu dipikirin, sendiri juga kan sebenarnya masih bisa bikin karya," kata Jarwo.
Selain itu, Jarwo juga tidak keberatan jika masih banyak orang yang memanggilnya dengan nama Jarwo Naif.
"Enggak apa-apa karena gue masih Naif. Kalau yang lain enggak boleh karena mereka udah keluar," ucapnya.
Pantang menyerah
Hidup terus berjalan, begitu juga dengan musik. Hal inilah yang mendasari Jarwo untuk terus melanjutkan berkarya meski harus sendirian.
Kondisi pandemi COVID-19 ditambah dengan permasalahan yang ada pada Naif membuat Jarwo semakin mantap untuk tetap berada di jalur musik dan meneruskan apa yang telah dimulainya puluhan tahun lalu.
Jarwo mengatakan masih belum tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang terhadap proyek solo-nya ataupun band Naif. Dia hanya berharap baik karir pribadinya dan Naif dapat diberi jalan yang terbaik.
"Kalau emang yang ramai-ramai lagi enggak bisa jalan, ya udah jalan sendiri. Gue doa juga kan, ya Allah kalau emang gue harus bikin album sendiri tolong diberi kelancaran dan akhirnya memang lancar tuh," ungkap Jarwo.
Jarwo sendiri tidak memiliki target khusus untuk "Anti Rebahan". Dia hanya ingin album ini bisa membawa kegembiraan bagi orang-orang yang mendengarkan.
"Kalau album Naif itu kan aura bersenang-senangnya kental banget. Ini juga, semoga yang mendengarkan bisa terbawa senang-senangnya, bahagia," katanya.
Di saat industri musik sedang "goyang" lantaran pandemi COVID-19, Jarwo tetap merilis album "Anti Rebahan" dalam bentuk fisik, meski versi digitalnya juga bisa ditemukan.
Jarwo tetap optimis bahwa masih banyak orang yang mencari rilisan fisik untuk menjadi koleksi. Dia juga tidak keberatan apabila proses penjualan album tersebut berjalan dengan lambat.
"Tetap optimis walaupun 10 tahun baru habis seribu juga ya cuek-cuek aja, tetap jalanin aja," ujar Jarwo.
Pada akhirnya Jarwo hanya berharap album "Anti Rebahan" bisa tersebar ke banyak orang, tak hanya untuk merangkul penggemar Naif tetapi juga pencinta musik sehingga bisa membangun perasaan semangat dan bahagia.