Mataram, 15/7 (ANTARA) - Drs. Bambang Satmoko yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Berita Lembaga Penyiaran Publik TVRI Stasiun Yogyakarta, dipromosikan memimpin TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat.

     Bambang menggantikan Drs Nono Susilo Ilhamdono, yang juga dipromosikan dari jabatan lama yakni Kepala Stasiun (Kepsta) TVRI Nusa Tenggara Barat (NTB) ke jabatan baru sebagai Kepala Bidang Umum TVRI Stasiun Jawa Timur.

     TVRI Stasiun NTB tipe C, sementara Stasiun TVRI Jogyakarta Tipe B, dan Stasiun TVRI Jawa Timur Tipe A.

     Serah terima jabatan Kepala Stasiun TVRI Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berlangsung di Mataram, Jumat, yang disaksikan Direktur Umum Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Drs. Dudi Sudirman, MSi, dan Direktur Teknik TVRI Ir. Satya Sudhana.

     Pergantian Kepala Stasiun TVRI NTB itu mengacu kepada Keputusan Dewan Direksi Nomor: 115/Kpts/Direksi/TVRI/2011, tentang Pengangkatan Pejabat Struktural di Lingkungan TVRI, tertanggal 28 Juni 2011.

     Sudirman mengatakan, pergantian jabatan itu merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi, yang antara lain dimaksudkan untuk penyegaran dan peningkatan karier.

     "Diharapkan terjadi dinamisasi dan normalisasi yang mengarah kepada peningkatan kemajuan organisasi, seiring dengan komitmen manajemen LPP TVRI untuk terus berbenah diri," ujarnya.

     Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas siaran lokal karena berkontribusi langsung kepada kemajuan pembangunan daerah.

     Namun, siaran lokal harus mencirikan karakteristik daerah atau tidak harus sama untuk semua daerah.

     "Sekarang ini hampir sama siaran lokalnya dari Aceh hingga Papua Barat. Bahkan, kadang-kadang ikut-ikutan daerah lain. Makanya diharapkan, ada karakteristik tersendiri untuk masing-masing daerah," ujarnya.

     Sudirman mengakui, sejauh ini apa yang disajikan TVRI belum semuanya sesuai harapan publik namun akan terus diupayakan agar LPP TVRI menjadi stasiun televisi milik pemerintah yang berperan penting dalam mendorong kemajuan pembangunan.

     Dia juga menyinggung keterbatasan SDM yang juga akan menjadi perhatian manajemen LPP TVRI seiring dengan perjalanan waktu.

     LPP TVRI sudah berjalan lima tahunan namun belum mendekati kondisi normal sesuai yang diharapkan.

     "Memang butuh waktu, televisi Amerika Serikat butuh 22 tahun untuk mencapai kondisi normal menurut ukuran negara itu, Korea butuh 18 tahun dan Jepang butuh 12 tahun. Nah, TVRI butuh berapa tahun, sangat tergantung kinerja semua kru," ujar mantan Kepala Stasiun TVRI NTB itu. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024