Mataram, 17/7 (ANTARA) - Program konversi elpiji bersubsidi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, masih tertunda karena distribusi elpiji kemasan tiga kilogram di Pulau Lombok belum juga rampung.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Eko Bambang Sutedjo, membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi di Mataram, Minggu.
"Rampung dulu di Pulau Lombok baru dimulai di Pulau Sumbawa, agar program konversi minyak tanah ke elpiji terarah dan komprehensif," ujarnya.
Eko mengatakan, semula direncanakan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa akan dimulai pertengahan 2011, dengan asumsi distribusi elpiji kemasan tiga kilogram di Pulau Lombok terealisasi 100 persen sampai Juni.
Program konversi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok dimulai sejak pertengahan Desember 2010.
Paket elpiji bersubsidi itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ternyata, hingga pekan ketiga Juli 2011 distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok belum juga rampung meskipun rumah tangga sasaran hasil verifikasi tim konsultan bentukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 365.422 Kepala Keluarga (KK) telah terakomodasi.
"Masih ada sedikitnya 191 ribu lebih rumah tangga sasaran di Pulau Lombok dari quota 557 ribu KK yang belum terakomodasi, namun masuk data susulan dan diupayakan terakomodasi dalam tahun ini," ujarnya.
Apalagi, kata Eko, data susulan rumah tangga sasaran program konversi elpiji di Pulau Lombok membengkak dari 191 ribu lebih menjadi 331 ribu KK.
"Saya perkirakan, distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Sumbawa baru akan terealisasi paling cepat akhir tahun ini, dan itu berarti akan mencuat masalah karena distribusi minyak tanah bersubsidi akan berakhir sampai Agustus," ujarnya.
Eko mengaku, akan terus mendorong percepatan distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok agar pendistribusian di Pulau Sumbawa dapat dilaksanakan. (*)
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Eko Bambang Sutedjo, membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi di Mataram, Minggu.
"Rampung dulu di Pulau Lombok baru dimulai di Pulau Sumbawa, agar program konversi minyak tanah ke elpiji terarah dan komprehensif," ujarnya.
Eko mengatakan, semula direncanakan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa akan dimulai pertengahan 2011, dengan asumsi distribusi elpiji kemasan tiga kilogram di Pulau Lombok terealisasi 100 persen sampai Juni.
Program konversi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok dimulai sejak pertengahan Desember 2010.
Paket elpiji bersubsidi itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ternyata, hingga pekan ketiga Juli 2011 distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok belum juga rampung meskipun rumah tangga sasaran hasil verifikasi tim konsultan bentukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 365.422 Kepala Keluarga (KK) telah terakomodasi.
"Masih ada sedikitnya 191 ribu lebih rumah tangga sasaran di Pulau Lombok dari quota 557 ribu KK yang belum terakomodasi, namun masuk data susulan dan diupayakan terakomodasi dalam tahun ini," ujarnya.
Apalagi, kata Eko, data susulan rumah tangga sasaran program konversi elpiji di Pulau Lombok membengkak dari 191 ribu lebih menjadi 331 ribu KK.
"Saya perkirakan, distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Sumbawa baru akan terealisasi paling cepat akhir tahun ini, dan itu berarti akan mencuat masalah karena distribusi minyak tanah bersubsidi akan berakhir sampai Agustus," ujarnya.
Eko mengaku, akan terus mendorong percepatan distribusi elpiji bersubsidi di Pulau Lombok agar pendistribusian di Pulau Sumbawa dapat dilaksanakan. (*)