Mataram (ANTARA) - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 9 Cakranagara, Mataram, Nusa Tenggara Barat, melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan kapasitas yang telah disesuaikan.
Kapasitas siswa 50 persen mengikuti PTM terbatas, dan kapasitas siswa 50 persen mengikuti proses daring, yang jelas mereka tetap masuk seminggu 3 kali, kata Desak Putu Sugiarti, Kepala Sekolah di SDN 9 Cakranagara, Selasa (8/2).
Ia menegaskan materi yang diberikan saat PTM oleh guru di kelas, sama yang diberikan secara online.
"Untuk pelaksanaan PTM terbatas para siswa diwajibkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, mematuhi 5M," katanya.
Pihak sekolah pun sudah menyediakan perangkat protokoler kesehatan (prokes), jika ada para siswa yang kedapatan tidak menjalankan prokes baik sebelum memasuki ruangan kelas maupun setelah pulang sekolah.
"Sesuai dengan arahan Pak Kadisdik yang mengatakan, tolong prokes itu tetap ditekankan bahkan di wajibkan untuk menghindari penularan," katanya.
"Orang tua/wali peserta didik diberikan pilihan untuk mengizinkan anaknya mengikuti PTM terbatas atau Pembelajaran melalui daring/online," tegas desak.
Dalam penyelenggaraan PTM terbatas ini, Desak meminta kepada orang tua untuk mendampingi anak-anaknya yang sedang mengikuti proses belajar melalui daring.
Adapun kendala, kata dia, lebih tertuju kepada mata pencaharian orang tua siswa dalam membeli telepon selular.
Kendati demikian, kata dia, solusinya orang tua yang mengambilkan tugas anaknya ke sekolah, sehingga tidak ada alasan bagi para siswa untuk tetap mengikuti proses belajar dengan tugas yang telah diberikan.
Kapasitas siswa 50 persen mengikuti PTM terbatas, dan kapasitas siswa 50 persen mengikuti proses daring, yang jelas mereka tetap masuk seminggu 3 kali, kata Desak Putu Sugiarti, Kepala Sekolah di SDN 9 Cakranagara, Selasa (8/2).
Ia menegaskan materi yang diberikan saat PTM oleh guru di kelas, sama yang diberikan secara online.
"Untuk pelaksanaan PTM terbatas para siswa diwajibkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, mematuhi 5M," katanya.
Pihak sekolah pun sudah menyediakan perangkat protokoler kesehatan (prokes), jika ada para siswa yang kedapatan tidak menjalankan prokes baik sebelum memasuki ruangan kelas maupun setelah pulang sekolah.
"Sesuai dengan arahan Pak Kadisdik yang mengatakan, tolong prokes itu tetap ditekankan bahkan di wajibkan untuk menghindari penularan," katanya.
"Orang tua/wali peserta didik diberikan pilihan untuk mengizinkan anaknya mengikuti PTM terbatas atau Pembelajaran melalui daring/online," tegas desak.
Dalam penyelenggaraan PTM terbatas ini, Desak meminta kepada orang tua untuk mendampingi anak-anaknya yang sedang mengikuti proses belajar melalui daring.
Adapun kendala, kata dia, lebih tertuju kepada mata pencaharian orang tua siswa dalam membeli telepon selular.
Kendati demikian, kata dia, solusinya orang tua yang mengambilkan tugas anaknya ke sekolah, sehingga tidak ada alasan bagi para siswa untuk tetap mengikuti proses belajar dengan tugas yang telah diberikan.