Mataram (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Nusa Tenggara Barat Dewantoro Umbu Joka berharap pemerintah daerah memperbanyak penyelenggaraan festival supaya wisatawan datang, setelah ajang MotoGP Indonesia 2022 yang merupakan promosi gratis bagi objek wisata Lombok.
"Pariwisata di NTB ini bukan barang baru, sehingga pasca-MotoGP pemerintah daerah harus memperbanyak kegiatan," kata Dewantoro, pada diskusi "Bincang-Bincang Halaman Belakang Antara NTB" di Mataram, Jumat.
Kegiatan Bincang-Bincang Halaman Belakang Antara NTB dengan tema "Setelah MotoGP? " itu juga dihadiri oleh gitaris NTB Suradipa.
"Pada ajang MotoGP itu wisatawan yang datang adalah yang benar-benar suka balapan," katanya.
Ia mengatakan, dampak dari ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, tersebut sangat luar biasa, walau tidak merata, karena kegiatan tersebut difokuskan di Mandalika. Dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan dunia pariwisata dan ekonomi masyarakat menurun, sehingga dengan adanya ajang MotoGP itu bisa menjadi pemicu kebangkitan pariwisata NTB.
"Pasti akan ada wisatawan yang akan datang, dan Sirkuit Mandalika akan menjadi objek pilihan dalam paket wisata yang ditawarkan para pelaku wisata, " katanya.
MotoGP itu, kata dia, merupakan pemicu untuk menarik kunjungan wisatawan, sehingga pelaku wisata juga harus memperbanyak paket wisata yang ditawarkan kepada para penonton, supaya mereka bisa keliling ke tempat wisata di NTB.
"Tidak hanya nonton MotoGP, mereka bisa keliling ke tempat wisata di NTB. Ini tugas kita bersama, baik pemerintah dan pelaku wisata," katanya.
Selain itu, yang harus dilakukan pasca-MotoGP ini adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat, karena masih ada ajang nasional maupun internasional yang akan digelar di Sirkuit Mandalika.
"Masih ada ajang lainnya, seperti WSBK dan Motorcroos dan balap Mobil di tahun ini," katanya.
Sementara itu, gitaris NTB Suradipa mengatakan ajang MotoGP ini telah menjadi trending di dunia, tidak hanya di Lombok, namun masih ada PR yang harus dilakukan pemerintah daerah supaya rangkaian kegiatan pada ajang MotoGP harus dikemas dengan baik.
"Ajang tambahan yang digelar itu harus dikemas dengan baik, supaya bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan pariwisata," katanya.
Selain itu, ujar dia, ke depan masih ada beberapa ajang lainnya yang akan digelar di NTB, sehingga dirinya juga berharap kepada para musisi lokal untuk mulai mempersiapkan diri supaya apa yang ditampilkan bisa menjadi pilihan dari pihak penyelenggara.
"Kalau kita bergantung pada penyelenggara MotoGP tentu tidak bakalan bisa, karena ajang itu sekali setahun. Sehingga kita harus bisa menyiapkan diri supaya bisa menjadi pilihan, ketika ada ajang tambahan dalam kegiatan ajang MotoGP tersebut," katanya.
Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah yang memiliki kewenangan penuh dalam penyelenggaraan ajang tersebut, supaya ajang musik tambahan yang digelar di luar area sirkuit tidak bersamaan waktunya dengan ajang musik yang digelar di dalam sirkuit.
"Para wisatawan pasti akan menonton festival musik yang menampilkan artis ibu kota. Kalau festival yang menampilkan musik lokal tentu akan sepi penonton. Kenapa tidak sebelum acara puncak kegiatan tambahan itu digelar?" katanya.
"Pariwisata di NTB ini bukan barang baru, sehingga pasca-MotoGP pemerintah daerah harus memperbanyak kegiatan," kata Dewantoro, pada diskusi "Bincang-Bincang Halaman Belakang Antara NTB" di Mataram, Jumat.
Kegiatan Bincang-Bincang Halaman Belakang Antara NTB dengan tema "Setelah MotoGP? " itu juga dihadiri oleh gitaris NTB Suradipa.
"Pada ajang MotoGP itu wisatawan yang datang adalah yang benar-benar suka balapan," katanya.
Ia mengatakan, dampak dari ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, tersebut sangat luar biasa, walau tidak merata, karena kegiatan tersebut difokuskan di Mandalika. Dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan dunia pariwisata dan ekonomi masyarakat menurun, sehingga dengan adanya ajang MotoGP itu bisa menjadi pemicu kebangkitan pariwisata NTB.
"Pasti akan ada wisatawan yang akan datang, dan Sirkuit Mandalika akan menjadi objek pilihan dalam paket wisata yang ditawarkan para pelaku wisata, " katanya.
MotoGP itu, kata dia, merupakan pemicu untuk menarik kunjungan wisatawan, sehingga pelaku wisata juga harus memperbanyak paket wisata yang ditawarkan kepada para penonton, supaya mereka bisa keliling ke tempat wisata di NTB.
"Tidak hanya nonton MotoGP, mereka bisa keliling ke tempat wisata di NTB. Ini tugas kita bersama, baik pemerintah dan pelaku wisata," katanya.
Selain itu, yang harus dilakukan pasca-MotoGP ini adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat, karena masih ada ajang nasional maupun internasional yang akan digelar di Sirkuit Mandalika.
"Masih ada ajang lainnya, seperti WSBK dan Motorcroos dan balap Mobil di tahun ini," katanya.
Sementara itu, gitaris NTB Suradipa mengatakan ajang MotoGP ini telah menjadi trending di dunia, tidak hanya di Lombok, namun masih ada PR yang harus dilakukan pemerintah daerah supaya rangkaian kegiatan pada ajang MotoGP harus dikemas dengan baik.
"Ajang tambahan yang digelar itu harus dikemas dengan baik, supaya bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan pariwisata," katanya.
Selain itu, ujar dia, ke depan masih ada beberapa ajang lainnya yang akan digelar di NTB, sehingga dirinya juga berharap kepada para musisi lokal untuk mulai mempersiapkan diri supaya apa yang ditampilkan bisa menjadi pilihan dari pihak penyelenggara.
"Kalau kita bergantung pada penyelenggara MotoGP tentu tidak bakalan bisa, karena ajang itu sekali setahun. Sehingga kita harus bisa menyiapkan diri supaya bisa menjadi pilihan, ketika ada ajang tambahan dalam kegiatan ajang MotoGP tersebut," katanya.
Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah yang memiliki kewenangan penuh dalam penyelenggaraan ajang tersebut, supaya ajang musik tambahan yang digelar di luar area sirkuit tidak bersamaan waktunya dengan ajang musik yang digelar di dalam sirkuit.
"Para wisatawan pasti akan menonton festival musik yang menampilkan artis ibu kota. Kalau festival yang menampilkan musik lokal tentu akan sepi penonton. Kenapa tidak sebelum acara puncak kegiatan tambahan itu digelar?" katanya.