Mataram (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjadikan momentum bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah untuk memperkuat iman warga binaan pemasyarakatan.
"Penguatan iman pada bulan puasa ini kami lakukan dengan menyusun program ibadah bagi warga binaan umat Muslim," kata Kepala Lapas Kelas IIA Mataram Ketut Akbar Herry Achjar di Mataram, Rabu.
Seperti saat pelaksanaan shalat tarawih, pihak lapas merangkai kegiatannya dengan mengadakan ceramah singkat oleh ustadz atau tuan guru.
"Giat ceramah kita lakukan dengan kerja sama. Kita gandeng Kementerian Agama dan yayasan yang bisa datangkan penceramah," ujarnya.
Dalam ceramah tersebut, warga binaan juga diberi kesempatan untuk berkonsultasi, mengungkapkan perasaannya secara terbuka.
"Itu kegiatan selepas ceramah, mereka kita berikan ruang untuk konsultasi dengan penceramah secara langsung," ucap dia.
Usai menjalankan tarawih, para napi harus melakukan tadarusan di Masjid Lapas Kelas IIA Mataram.
"Kita batasi tadarusan hingga jam sepuluh malam," kata Akbar.
Bahkan dari kegiatan ini pihak lapas memberikan penilaian. Kepada narapidana yang telah berbuat baik, mereka akan mendapatkan penilaian positif. Salah satunya bisa menjadi pertimbangan dalam mengajukan usulan remisi Hari Raya Idul Fitri.
Dengan memperbanyak ibadah pada bulan suci Ramadhan ini, Akbar berharap dapat menjadi kesempatan warga binaan untuk meningkatkan keimanannya.
"Tentunya dengan iman dan taqwa yang bagus, mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadikan bekal mereka bermasyarakat, benteng mereka agar tidak kembali berbuat (pidana)," ucap dia.
"Penguatan iman pada bulan puasa ini kami lakukan dengan menyusun program ibadah bagi warga binaan umat Muslim," kata Kepala Lapas Kelas IIA Mataram Ketut Akbar Herry Achjar di Mataram, Rabu.
Seperti saat pelaksanaan shalat tarawih, pihak lapas merangkai kegiatannya dengan mengadakan ceramah singkat oleh ustadz atau tuan guru.
"Giat ceramah kita lakukan dengan kerja sama. Kita gandeng Kementerian Agama dan yayasan yang bisa datangkan penceramah," ujarnya.
Dalam ceramah tersebut, warga binaan juga diberi kesempatan untuk berkonsultasi, mengungkapkan perasaannya secara terbuka.
"Itu kegiatan selepas ceramah, mereka kita berikan ruang untuk konsultasi dengan penceramah secara langsung," ucap dia.
Usai menjalankan tarawih, para napi harus melakukan tadarusan di Masjid Lapas Kelas IIA Mataram.
"Kita batasi tadarusan hingga jam sepuluh malam," kata Akbar.
Bahkan dari kegiatan ini pihak lapas memberikan penilaian. Kepada narapidana yang telah berbuat baik, mereka akan mendapatkan penilaian positif. Salah satunya bisa menjadi pertimbangan dalam mengajukan usulan remisi Hari Raya Idul Fitri.
Dengan memperbanyak ibadah pada bulan suci Ramadhan ini, Akbar berharap dapat menjadi kesempatan warga binaan untuk meningkatkan keimanannya.
"Tentunya dengan iman dan taqwa yang bagus, mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadikan bekal mereka bermasyarakat, benteng mereka agar tidak kembali berbuat (pidana)," ucap dia.