Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berharap kegiatan Festival Tambora bisa menjadi pemicu untuk menarik penonton menyaksikan balap Motorcross Grand Prix MXGP di Samota Kabupaten Sumbawa, pada 24-26 Juni 2022.
"Apalagi kegiatan ini, masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf," kata
Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi pada rapat koordinasi yang digelar oleh Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) secara daring dan luring yang dipantau dari Mataram, Kamis.
Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini mengatakan, menjelang MXGP memang membutuhkan rangkaian kegiatan lain sebelum kegiatan utama, yakni motocross paling bergengsi di dunia tersebut.
"Momentum Festival Tambora ini menjadi pemicu yang dapat menarik pengunjung sebelum balapan motocross dunia itu," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Geopark Tambora, Hadi Santoso, menegaskan ada beberapa rangkaian kegiatan dalam Festival Tambora, termasuk menjadikannya salah satu bagian dari rangkaian kegiatan memeriahkan MXGP Samota di Kabupaten Sumbawa.
"Rangkaian kegiatan tersebut, sudah disepakati dimulai bulan Mei dan puncak acara tanggal 4-5 Juni 2022," katanya.
Menurut dia, banyak rangkaian kegiatan yang digelar oleh tiga kabupaten dan kota, Dewan Pelaksana Geopark Tambora (DPGT) dan Balai Taman Nasional Tambora (BTNT).
"Misalnya ada Teka Tambora, Pacoa Jara, wisata berkuda, lomba tari tradisional, lomba perahu hias, seminar internasional, lomba foto dan video, latihan dan sertifikasi pemandu wisata, serta pertunjukan kesenian dan budaya," kata Hadi.
Sedangkan Kepala Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) Yunaidi mengatakan kegiatan rapat tersebut untuk lebih mematangkan Festival Tambora.
Karena, menurut dia, festival tahunan tersebut selain untuk promosi pariwisata Tambora yang memiliki potensi berlimpah, juga agar masyarakat peduli dan menjaganya. "Ini hal yang paling penting," kata Yunaidi.
Perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Diana mengatakan Festival Tambora harus memiliki ciri khas budaya dan daerah.
Untuk itu, kegiatan ini memiliki keterikatan budaya, ada unsur hiburan yang bernilai budaya dan melibatkan komunitas kreatif, termasuk berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk kegiatan tersebut serta melibatkan UMKM lokal.
"Apalagi kegiatan ini, masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf," kata
Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi pada rapat koordinasi yang digelar oleh Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) secara daring dan luring yang dipantau dari Mataram, Kamis.
Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini mengatakan, menjelang MXGP memang membutuhkan rangkaian kegiatan lain sebelum kegiatan utama, yakni motocross paling bergengsi di dunia tersebut.
"Momentum Festival Tambora ini menjadi pemicu yang dapat menarik pengunjung sebelum balapan motocross dunia itu," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Geopark Tambora, Hadi Santoso, menegaskan ada beberapa rangkaian kegiatan dalam Festival Tambora, termasuk menjadikannya salah satu bagian dari rangkaian kegiatan memeriahkan MXGP Samota di Kabupaten Sumbawa.
"Rangkaian kegiatan tersebut, sudah disepakati dimulai bulan Mei dan puncak acara tanggal 4-5 Juni 2022," katanya.
Menurut dia, banyak rangkaian kegiatan yang digelar oleh tiga kabupaten dan kota, Dewan Pelaksana Geopark Tambora (DPGT) dan Balai Taman Nasional Tambora (BTNT).
"Misalnya ada Teka Tambora, Pacoa Jara, wisata berkuda, lomba tari tradisional, lomba perahu hias, seminar internasional, lomba foto dan video, latihan dan sertifikasi pemandu wisata, serta pertunjukan kesenian dan budaya," kata Hadi.
Sedangkan Kepala Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) Yunaidi mengatakan kegiatan rapat tersebut untuk lebih mematangkan Festival Tambora.
Karena, menurut dia, festival tahunan tersebut selain untuk promosi pariwisata Tambora yang memiliki potensi berlimpah, juga agar masyarakat peduli dan menjaganya. "Ini hal yang paling penting," kata Yunaidi.
Perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Diana mengatakan Festival Tambora harus memiliki ciri khas budaya dan daerah.
Untuk itu, kegiatan ini memiliki keterikatan budaya, ada unsur hiburan yang bernilai budaya dan melibatkan komunitas kreatif, termasuk berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk kegiatan tersebut serta melibatkan UMKM lokal.