Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 15 destinasi pariwisata di Indonesia akan dikembangkan dengan konsep Destination Management System (DMO) dalam kurun empat tahun ke depan. Secara ringkas, pengelolaan akan lebih padu dan terencana baik.
"Sejak 2010 hingga 2014, kami telah menetapkan 15 destinasi pariwisata yang akan dikembangkan sesuai konsep DMO," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, di Jakarta, Selasa.
DMO merupakan pembentukan dan pengembangan organisasi tata kelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan berbasiskan proses mulai dari perencanaan hingga operasional dan pemantauan.
Ia mengungkapkan, sebanyak 15 destinasi pariwisata yang dikembangkan dengan konsep DMO meliputi Kota Tua Jakarta, Pangandaran (Jabar), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Toba (Sumut), dan Sabang (NAD).
Selain itu Bali, Rinjani (NTB), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Tanjung Puting (Kalteng), Derawan (Kaltim), Toraja (Sulsel), Bunaken (Sulut), Wakatobi (Sultra), dan Rajaampat (Papua).
"Pembentukan dan pengembangan DMO bertujuan agar destinasi pariwisata Indonesia dikelola lebih profesional, bermutu, dan memiliki daya saing global," katanya.
Pihaknya mengatakan, saat ini dua wilayah yang telah dikembangkan sejak 2009 yakni Toba (Sumut) dan Pangandaran (Jabar).
Di kawasan Danau Toba, pihaknya menilai masih diperlukan upaya menyatukan visi dan kebersamaan untuk menjadikan Toba menjadi wilayah DMO ideal, yang melibatkan masyarakat sekitar dan diselenggarakan secara terpadu.
Sedangkan di Pangandaran masih ada persoalan pemulihan pascatsunami dan masalah pemulihan trauma warga sekitar. (*)