Tasikmalaya (ANTARA) - Menteri Sosial RI Tri Rismaharini menyebutkan konsep penanggulangan masalah sosial lanjut usia (lansia) tunggal di Indonesia membutuhkan alokasi pembiayaan yang tidak murah.
"Kami akan tangani intensif karena tidak mudah dan murah, karena tidak ada perawatnya. Akan kita tangani secara detail," kata Tri Rismaharini saat menyampaikan pidato dalam Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 di RS Singaparna Medika Citrautama Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad.
Ia mengatakan salah satu konsep tersebut dengan cara mendorong skema pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan untuk menangani persoalan lansia tunggal di Tanah Air. Alokasi pembiayaan tersebut diharapkan Risma bisa menutup kebutuhan pemeriksaan kesehatan, pendampingan bidan, pembuatan balai lansia hingga mensubsidi kebutuhan hidup sehari-hari para penerima manfaat.
"Tidak semua lansia mau tinggal di balai. Kalau tinggal di rumah, siapa yang masak dan siapa yang beraktivitas. Biasanya kami antar ke balai. Kalau masih bisa, kita bantu makanannya dari balai dengan bantuan RT/RW setempat," katanya.
Untuk itu, Kemensos mendorong diadakannya Program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Lansia yang disebar merata hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Baca juga: Mensos mengunjungi korban banjir dan serahkan bantuan di Lombok
"Namun kami harus bicara dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bagaimana menangani ini," katanya.
Upaya Kemensos dalam membantu mengatasi persoalan lansia tunggal telah dimulai dengan menggratiskan penggunaan listrik melalui kerja sama dengan PT PLN. "Kalau listrik, kami kerja sama PLN tarifnya nol," katanya.
Selain itu pemerintah juga menyediakan dua paket bantuan bagi lansia di antaranya bantuan langsung tunai serta bantuan sosial berupa sembako. "Penyebabnya tidak ada yang merawat dan makanannya tergantung pada pemberian tetangga. Kalau punya uangpun, mereka tidak bisa masak dan beli," katanya.
Lansia tunggal merupakan kondisi di mana masyarakat dengan rentang usia 65 tahun ke atas yang telantar sebab ditinggal keluarga dan hidup sebatang kara. Berdasarkan laporan Kemensos, lansia tunggal di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi yang terbanyak di Indonesia berjumlah sekitar 28.000 jiwa.
Selain karena faktor keterbatasan ekonomi, kata Risma, lansia tunggal di Tasikmalaya juga dipicu angka harapan hidup yang relatif tinggi. "Ada yang usianya 90 tahun dan tidak satu orang di atas usia 90 tahun," katanya.
Baca juga: Mensos menginginkan karya anak-anak bernilai tinggi di SKA Paramita
Atas dasar itu pula, Mensos Risma menetapkan Tasikmalaya sebagai lokasi peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 hari ini.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, terdapat 29,3 juta penduduk lansia di Indonesia atau setara 10,82 persen dari total populasi. Sebanyak 43,29 persen lansia berasal dari rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 40 persen terbawah.
"Kami akan tangani intensif karena tidak mudah dan murah, karena tidak ada perawatnya. Akan kita tangani secara detail," kata Tri Rismaharini saat menyampaikan pidato dalam Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 di RS Singaparna Medika Citrautama Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad.
Ia mengatakan salah satu konsep tersebut dengan cara mendorong skema pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan untuk menangani persoalan lansia tunggal di Tanah Air. Alokasi pembiayaan tersebut diharapkan Risma bisa menutup kebutuhan pemeriksaan kesehatan, pendampingan bidan, pembuatan balai lansia hingga mensubsidi kebutuhan hidup sehari-hari para penerima manfaat.
"Tidak semua lansia mau tinggal di balai. Kalau tinggal di rumah, siapa yang masak dan siapa yang beraktivitas. Biasanya kami antar ke balai. Kalau masih bisa, kita bantu makanannya dari balai dengan bantuan RT/RW setempat," katanya.
Untuk itu, Kemensos mendorong diadakannya Program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Lansia yang disebar merata hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Baca juga: Mensos mengunjungi korban banjir dan serahkan bantuan di Lombok
"Namun kami harus bicara dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bagaimana menangani ini," katanya.
Upaya Kemensos dalam membantu mengatasi persoalan lansia tunggal telah dimulai dengan menggratiskan penggunaan listrik melalui kerja sama dengan PT PLN. "Kalau listrik, kami kerja sama PLN tarifnya nol," katanya.
Selain itu pemerintah juga menyediakan dua paket bantuan bagi lansia di antaranya bantuan langsung tunai serta bantuan sosial berupa sembako. "Penyebabnya tidak ada yang merawat dan makanannya tergantung pada pemberian tetangga. Kalau punya uangpun, mereka tidak bisa masak dan beli," katanya.
Lansia tunggal merupakan kondisi di mana masyarakat dengan rentang usia 65 tahun ke atas yang telantar sebab ditinggal keluarga dan hidup sebatang kara. Berdasarkan laporan Kemensos, lansia tunggal di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi yang terbanyak di Indonesia berjumlah sekitar 28.000 jiwa.
Selain karena faktor keterbatasan ekonomi, kata Risma, lansia tunggal di Tasikmalaya juga dipicu angka harapan hidup yang relatif tinggi. "Ada yang usianya 90 tahun dan tidak satu orang di atas usia 90 tahun," katanya.
Baca juga: Mensos menginginkan karya anak-anak bernilai tinggi di SKA Paramita
Atas dasar itu pula, Mensos Risma menetapkan Tasikmalaya sebagai lokasi peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 hari ini.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, terdapat 29,3 juta penduduk lansia di Indonesia atau setara 10,82 persen dari total populasi. Sebanyak 43,29 persen lansia berasal dari rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 40 persen terbawah.